Khawatir Picu Kericuhan, Mesjid Ahmadiyah Dijaga Polisi

Reporter

Editor

Jumat, 1 April 2011 12:35 WIB

Masjid Baiturrahman yang biasa digunakan jemaat Ahmadiyah untuk kegiatan shalat di Kota Madiun, Jawa Timur, (2/3). TEMPO/Ishomuddin

TEMPO Interaktif, Bogor-- Petugas gabungan dari Kolisian Sektor Bogor Barat dibantu Kepolisian Resort Bogor Kota melakukan penjagaan di lingkungan Mesjid Al-Mubarak, basis jemaah Ahamdiyah. Penjagaan di masjid yang berlokasi di Kampung Sindang Barang, Kelurahan Sindang Barang, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor itu untuk mengantisipasi terjadinya kericuhan.Tampak sejumlah kendaraan patroli di parkir di samping mesjid. "Ada 20 petugas gabungan,"kata Kasat Samapta Polres Bogor Kota Ajun KOmisaris Polisi Arif Gunawan, siang ini. "Kami tidak mau kecolongan."


Sementara itu seorang warga yang tinggal berdekatan dengan Mesjid Al Mubarok, bernama Legiman, menjelaskan mesjid tersebut masih dipergunakan oleh jemaah Ahmadiyah. "Kemarin masih dipakai untuk pengajian, jemaahnya bukan kebanyakan bukan dari warga sini," kata Legiman.

Sebagai warga yang tinggal di dekat mesjid Legiman merasa khawatir seandainya, terjadi kericuhan jika mesjid masih dipergunakan untuk beribadah. ''Warga sekitar merasa resah, banyak sekali jemaah dari luar yang datang,'' papar Legiman. Sementara itu ketika dikonfirmasi ke salah seorang jemaah yang tinggal di dekat mesjid, ia menolak untuk memberi komentar.

DIKI SUDRAJAT

Berita terkait

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

6 Juni 2018

Pemerintah Diminta Perhatikan Jemaah Ahmadiyah NTB Saat Lebaran

Penyerangan dan pengrusakan terhadap rumah jemaah Ahmadiyah di Grebek, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat terjadi pada 19 dan 20 Mei lalu.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

21 Mei 2018

Ahmadiyah Disebut Kerap Alami Kekerasan Berbasis Agama Sejak 1998

Tindakan intoleran terhadap jemaah Ahmadiyah yang baru-baru ini terjadi adalah aksi penyerangan, perusakan, dan pengusiran di Lombok Timur, NTB.

Baca Selengkapnya

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

21 Mei 2018

Ahmadiyah Meminta Polisi Memproses Pelaku Penyerangan di Lombok

Jamaah Ahmadiyah meminta langkah cepat Gubernur Nusa Tenggara Barat Tuan Guru Bajang Muhammad Zainul Majdi seperti pernyataannya di media sosial.

Baca Selengkapnya

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

21 Mei 2018

Perusak Rumah Warga Ahmadiyah di NTB Diperkirakan 50 Orang

Massa merusak 24 rumah warga Ahmadiyah. Polisi mengevakuasi penduduk ke kantor Kepolisian Resor Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

20 Mei 2018

Setara: Persekusi Ahmadiyah Merupakan Tindakan Biadab

Setara Institute mengecam persekusi yang menimpa komunitas Jamaah Ahmadiyah di Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

20 Mei 2018

Sekelompok Orang Serang dan Usir Penganut Ahmadiyah di NTB

Sekelompok orang melakukan penyerangan, perusakan, dan pengusiran terhadap warga penganut Ahmadiyah di Desa Greneng, Lombok Timur.

Baca Selengkapnya

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

25 Juli 2017

Jemaah Ahmadiyah Minta di Kolom Agama E-KTP Ditulis Islam

Jemaah Ahmadiyah minta dalam kolom agama e-KTP ditulis Islam.

Baca Selengkapnya

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

24 Juli 2017

Warga Ahmadiyah di Manislor Desak Pemerintah Terbitkan E-KTP

Jemaah Ahmadiyah di Kuningan meminta Ombudsman mendorong pemerintah daerah setempat untuk menerbitkan e-KTP bagi warga Manislor yang juga Ahmadiyah.

Baca Selengkapnya

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

24 Juli 2017

Tjahjo Kumolo Dukung Ahmadiyah Dapat E-KTP, Kolom Agama Kosong

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mendukung jemaah Ahmadiyah untuk tetap mendapatkan kartu tanda penduduk elektronik atau e-KTP.

Baca Selengkapnya

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

14 Juni 2017

Human Rights Watch: Larangan Atas Ahmadiyah Melahirkan Kekerasan

Sejak ada SKB tiga menteri, kata Andreas, semakin banyak masyarakat Indonesia yang intoleran.

Baca Selengkapnya