TEMPO Interaktif, Bogor - Hujan deras disertai angin kencang di Bogor belakangan ini membuat ambruk dua bangunan kelas Sekolah Dasar Negeri Batu Tulis 04, Jalan MV Sidik RT 1/5 Kelurahan Batu Tulis, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor. Akibat peristiwa yang terjadi pada Minggu, 22 Mei 2011 malam itu semua murid kelas 5 A dan B diungsikan ke ruang kelas lain yang kondisinya masih layak dan cukup aman untuk digunakan.
“Kuda-kuda sudah tidak kuat menahan beban karena memang sudah tua. Akhirnya bagian atap dua bangunan kelas ambruk bersama genteng dan menimpa plafon,” kata Kepala Sekolah SDN Batutulis 04, Heryati Widiastuti, Selasa, 24 Mei 2011.
Dia mengatakan bangunan sekolah yang dipimpinnya memang tidak layak lagi karena sudah tua. Sekolah yang masih berada di sekitar Istana Batu Tulis itu dibangun tahun 1985. “Kayu-kayunya sudah lapuk,” ujarnya.
Kendati dua ruang kelas sekolahnya tak dapat digunakan, dia bersyukur karena ambruknya terjadi pada malam hari sehingga tidak sampai menimbulkan korban. Dua bulan lalu, karena khawatir bangunan roboh, pihak sekolah sempat memasang tiang balok untuk menopang atap dan plafon yang udah terlihat miring.
“Kami sudah mengajukan perbaikan sekolah ke Dinas Pendidikan Kota Bogor. Selain dua ruang kelas itu, ruang kelas lainnya juga sudah mulai rusak dan bocor. Kasihan anak-anak konsentrasi belajarnya terganggu,” ungkap Heryati.
Dia mengatakan sebenarnya pada akhir tahun 2009 Pemerintah Kota Bogor sudah memperbaiki satu lokal bangunan yang berjumlah tiga ruang kelas. Namun, masih ada tujuh ruang kelas lagi yang kondisinya sudah memprhatinkan. Bahkan, dua kelas di antaranya sudah ambruk.
ARIHTA UTAMA S
“Kuda-kuda sudah tidak kuat menahan beban karena memang sudah tua. Akhirnya bagian atap dua bangunan kelas ambruk bersama genteng dan menimpa plafon,” kata Kepala Sekolah SDN Batutulis 04, Heryati Widiastuti, Selasa, 24 Mei 2011.
Dia mengatakan bangunan sekolah yang dipimpinnya memang tidak layak lagi karena sudah tua. Sekolah yang masih berada di sekitar Istana Batu Tulis itu dibangun tahun 1985. “Kayu-kayunya sudah lapuk,” ujarnya.
Kendati dua ruang kelas sekolahnya tak dapat digunakan, dia bersyukur karena ambruknya terjadi pada malam hari sehingga tidak sampai menimbulkan korban. Dua bulan lalu, karena khawatir bangunan roboh, pihak sekolah sempat memasang tiang balok untuk menopang atap dan plafon yang udah terlihat miring.
“Kami sudah mengajukan perbaikan sekolah ke Dinas Pendidikan Kota Bogor. Selain dua ruang kelas itu, ruang kelas lainnya juga sudah mulai rusak dan bocor. Kasihan anak-anak konsentrasi belajarnya terganggu,” ungkap Heryati.
Dia mengatakan sebenarnya pada akhir tahun 2009 Pemerintah Kota Bogor sudah memperbaiki satu lokal bangunan yang berjumlah tiga ruang kelas. Namun, masih ada tujuh ruang kelas lagi yang kondisinya sudah memprhatinkan. Bahkan, dua kelas di antaranya sudah ambruk.
ARIHTA UTAMA S
