TEMPO Interaktif, Jakarta - Aksi penggembokan 2 gerbang Sekolah Dasar Negeri 04 Bambu Apus oleh wali murid berakhir pagi ini, Kamis, 28 Juli 2011. Gembok itu dibongkar paksa memakai martil pada pukul 07.15 WIB.
Pembongkaran dilakukan pihak Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur dibantu personel Kepolisian Sektor Kecamatan Cipayung. Pembongkaran berlangsung cepat dan tidak ricuh. Beberapa wali murid yang melakukan aksi kemarin tidak melawan. "Kami marah atas penggembokan ini. Aksi sudah menghalangi siswa belajar," kata Rotua Siregar, selaku Kepala SD Negeri 04 Bambu Apus.
Ratusan siswa menunggu pembongkaran gembok selesai di pelataran halaman SD Negeri 05 Bambu Apus, yang berada di lantai dasar. Para siswa baru bisa naik ke lantai 2, letak SD Negeri 04 Bambu Apus, sekitar pukul 07.30 WIB setelah gerbang bisa dibuka. Menurut Rotua, pihak Suku Dinas menegur keras koordinator aksi Toni Murtono Pontoh. Bahkan, pihaknya melaporkan kasus penggembokan ini ke Kepolisian Cipayung.
Kepala Seksi Pendidikan Dasar Cipayung, Januati, mengatakan, Murtono dilaporkan ke polisi karena dinilai mengganggu ketertiban umum. Aksi yang digalangnya telah menghalangi siswa masuk sekolah. "Jangan sampai anak-anak tidak belajar," katanya selesai mendampingi Kepala Suku Dinas Pendidikan Dasar Jakarta Timur, Abdul Rasyid, membongkar gembok.
Menurutnya, aksi ini tidak mendidik. Pihaknya akan konsolidasi dengan wali murid untuk membahasnya. "Kami akan berbicara dengan wali murid. Cipayung itu kompak," kata Januati.
Mengenai tudingan pengelolaan dana BOS dan BOP yang tidak transparan, Rotua menyatakan bersedia diganti jika terbukti bersalah. "Negara kita negara hukum. Semua harus sesuai dengan prosedur," katanya. Rotua menganggap semua tudingan fitnah. Dia pun mengancam balik pihak yang mencemarkan nama baiknya. "Sedang saya pikirkan untuk dibawa ke ranah hukum," ujar Rotua, yang berusia 55 tahun, sudah hampir 4 tahun menjadi Kepala SD Negeri 04 Bambu Apus.
Kemarin sore, sekitar 200 wali murid SD Negeri 04 Bambu Apus menggembok gerbang sekolah. Mereka menyegel gedung sekolah karena tuntutan melengserkan kepala sekolah belum jua dipenuhi pihak Suku Dinas.
HERU TRIYONO
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya