Warga Tak Keberatan dengan Kenaikan Tarif Kopaja AC  

Reporter

Editor

Kamis, 11 Agustus 2011 14:06 WIB

Kopaja executive AC saat peluncuran perdana di Halte Ragunan, Jakarta. TEMPO/Yosep Arkian

TEMPO Interaktif, Jakarta - Warga Jakarta mengaku tak keberatan bila pengelola bus Kopaja AC S-13 trayek Ragunan-Grogol akan menaikkan tarif. Bus yang beroperasi sejak 8 Agustus 2011 itu kini masih bertarif Rp 2.000 per penumpang. "Wajar saja, toh Kopajanya pakai AC dan penumpangnya tidak banyak," kata Arsyad yang menumpang Kopaja S-13 dari Slipi, Jakarta Barat, ke kantornya di bilangan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis, 11 Agustus 2011.

Hal senada dikatakan Dewi Ayuningtyas, warga Gandaria, Jakarta Selatan. Bahkan Dewi mengaku kaget saat kondektur menarik ongkos Rp 2.000. "Saya sudah sediakan uang Rp 10 ribu karena saya kira tarifnya sekitar Rp 6.000, seperti Patas AC," ujar Dewi.

Menurut Ketua Umum PT Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja), Nanang Basuki, angka yang relevan untuk tarif kopaja AC adalah Rp 6.000 per penumpang. Dengan batas bawah Rp 5.000 dan batas atas Rp 7.000 per orang. "Pengajuan kenaikan tarif sudah disampaikan ke Pemda DKI. Tinggal tunggu pembahasan Pemda dengan Dinas Perhubungan," kata Nanang.

Alasan Nanang mengajukan kenaikan tarif hingga tiga kali lipat itu karena perusahaan harus menutup biaya perawatan Kopaja serta membayar gaji, tunjangan kondektur, dan sopir antara Rp 2,3 juta dan Rp 2,6 juta. Untuk biaya perawatan Kopaja AC sebenarnya tidak jauh beda dengan Kopaja lama, yakni sekitar Rp 1,5 juta per bulan.

Kopaja lama, lanjut dia, memang tidak memerlukan pembiayaan untuk perawatan penyejuk ruangan, tapi karena kondisinya yang sudah tua diperlukan biaya tidak sedikit untuk merawatnya. Sedangkan Kopaja AC diperlukan biaya ekstra untuk menjaga kendaraan tetap nyaman dan penyejuk ruangan berfungsi baik.

"Yang dijual Kopaja AC kan kenyamanannya. Agar AC tetap dingin saja kami harus berkali-kali melapis kaca dengan kaca film," ujar Nanang lagi.

Semua biaya perawatan dan pembayaran sopir serta kondektur itu, kata dia, berasal dari uang yang dibayarkan penumpang. Untuk Kopaja biasa tarif bisa murah karena kondektur ataupun sopir diizinkan menaikkan banyak penumpang, bahkan sampai berdesak-desakan. "Sedangkan jumlah penumpang Kopaja AC dibatasi 35 orang. Untuk menyiasatinya, angka tariflah yang harus dinaikkan," kata Nanang.

Nanang sendiri berharap tarif Kopaja AC yang baru sudah ditetapkan pada awal pekan depan. Selain untuk menutupi biaya perawatan dan gaji sopir serta kenek, dia juga tidak ingin membuat gesekan terlalu lama antara Kopaja AC dan Kopaja biasa. "Yang satu bagus dengan harga murah, satu lagi Kopaja biasa dengan tarif sama. Itu menimbulkan iri di antara sopir dan kondektur," kata dia.

CORNILA DESYANA




Advertising
Advertising

Berita terkait

Kota Bogor Uji Coba Penggunaan Angkutan Listrik

33 hari lalu

Kota Bogor Uji Coba Penggunaan Angkutan Listrik

Ada 30 titik pemberhentian yang diujicobakan pada 4 April 2024.

Baca Selengkapnya

LRT Jabodebek Bicara soal Integrasi Moda Transportasi Lain: Kerja Sama Pemda dan Pengembang

7 Juli 2023

LRT Jabodebek Bicara soal Integrasi Moda Transportasi Lain: Kerja Sama Pemda dan Pengembang

Soal integrasi antar moda, LRT Jabodebek, didukung oleh pemerintah daerah seperti DKI Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi, tempat di mana LRT berada.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Tambah Lima Rute Baru Angkutan Kota Feeder LRT Sumsel

10 Desember 2022

Kemenhub Tambah Lima Rute Baru Angkutan Kota Feeder LRT Sumsel

Hingga saat ini, jumlah angkot feeder LRT yang melayani di kota Palembang berjumlah 58 unit.

Baca Selengkapnya

6.100 Angkot Jakarta Wajib Pisahkan Penumpang Perempuan dan Pria Mulai Pekan Ini

11 Juli 2022

6.100 Angkot Jakarta Wajib Pisahkan Penumpang Perempuan dan Pria Mulai Pekan Ini

Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyatakan kebijakan pengaturan tempat duduk wajib untuk seluruh angkot di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Ridwan Kamil Jajal Aplikasi Pertama Moda Transportasi Jabar Jaramba

7 Januari 2022

Ridwan Kamil Jajal Aplikasi Pertama Moda Transportasi Jabar Jaramba

Menurut Ridwan Kamil, hanya masalah waktu digitalisasi penuh transportasi Jawa Barat. Saat ini baru libatkan tujuh bus Damri.

Baca Selengkapnya

Bus Kita Trans Pakuan Akan Beroperasi, Bogor Akan Latih Sopir Angkutan Kota

31 Oktober 2021

Bus Kita Trans Pakuan Akan Beroperasi, Bogor Akan Latih Sopir Angkutan Kota

Pemerintah kota akan melatih sopir-sopir angkutan kota untuk mengemudikan bus dengan kapasitas penumpang 35 orang.

Baca Selengkapnya

Naik Angkot Si Benteng di Kota Tangerang Gratis hingga Akhir Tahun Ini

11 Oktober 2021

Naik Angkot Si Benteng di Kota Tangerang Gratis hingga Akhir Tahun Ini

Hingga akhir tahun nanti, warga Kota Tangerang digratiskan naik angkot Si Benteng. Wali Kota Arief R. Wismansyah harap masyarakat beralih moda.

Baca Selengkapnya

Penculikan Cucu Lansia di Bogor untuk Jaminan Utang

10 Agustus 2021

Penculikan Cucu Lansia di Bogor untuk Jaminan Utang

R, korban penculikan itu adalah yatim piatu. Orang tuanya sudah lama meninggal karena kecelakaan dan sakit. Polisi memberinya bea siswa.

Baca Selengkapnya

All New Suzuki Carry Jadi Angkot Ber-AC JakLingko

31 Mei 2021

All New Suzuki Carry Jadi Angkot Ber-AC JakLingko

Suzuki dan JakLingko menargetkan angkot ber-AC mulai beroperasi pada semester kedua tahun ini.

Baca Selengkapnya

Volume Lalu Lintas Kendaraan Justru Naik 11.44 Persen Selama PSBB Jilid III

4 Februari 2021

Volume Lalu Lintas Kendaraan Justru Naik 11.44 Persen Selama PSBB Jilid III

Pergerakan warga ke tempat perbelanjaan retail dan tempat rekreasi turun 2,3 persen pada masa PSBB III.

Baca Selengkapnya