Pencucian Monas Tunggu Cuaca Cerah

Reporter

Editor

Selasa, 29 November 2011 11:43 WIB

Sejumlah warga mengunjungi Monumen Nasional (Monas) saat hari libur Lebaran, Jakarta.(ANTARA/Yudhi Mahatma)

TEMPO Interaktif, Jakarta - Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani mengatakan rencana pencucian Tugu Monas ditunda karena Jakarta sudah memasuki musim penghujan. Padahal tim pencuci sudah datang pada 26-27 Oktober lalu untuk melakukan kajian. "Tapi ketika mereka datang, Jakarta hujan deras terus," kata Rini, Selasa pagi, 29 November 2011. Akhirnya tim kembali pulang setelah melakukan kajian di area cawan.

Januari tahun depan, kata Rini, tim akan kembali ke Jakarta untuk mengkaji badan tugu yang berusia 50 tahun, sekaligus mencoba alat pembersih baru. "Mudah-mudahan cuaca lebih bersahabat," kata Rini. Tim pencuci Monas berasal dari perusahaan Jerman Kaarcher yang memiliki spesialisasi mencuci tugu bersejarah di seluruh dunia.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana mencuci Monas dalam rangkaian peringatan hari ulang tahun ke-50 Monas. "Kebetulan tim Kaarcher menawarkan pencucian sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan. Jadi anggaran pencucian monas tidak dialokasikan dalam APBD," katanya.

Sebelumnya perusahaan yang sama pernah mencuci badan Monas pada 1992. Saat itu pencucian dilakukan menggunakan semprotan air dengan gondola.

Sejumlah pakar arsitektur dan arkeolog menyarankan agar pencucian dilakukan dengan membasuh badan monas dengan air hangat. Arkeolog Candrian Attahiyat mengatakan molekul air hangat mampu menetralisasi dinding Monas yang semakin lusuh dan kotor. "Semprotan air saja sudah cukup bagus. Tidak usah pakai sabun atau campuran lain," katanya.

Dia juga meminta agar pencucian Monas harus memperhatikan keaslian bentuk bangunan. Karena itu semprotan air tidak dilakukan dengan tekanan tinggi. "Jangan terlampau keras. Bisa merusak," ujarnya.

Pendapat yang sama dikatakan oleh arsitek dari Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, Arya Abieta. Tekanan yang keras, kata Arya, bisa merusak dinding Monas yang terbuat dari marmer. Apalagi perawatan bangunan yang tergolong cagar budaya itu sangat spesifik. "Sangat tergantung dari material dan tingkat keterawatannya," katanya.

Rini berharap kegiatan pencucian ini bisa disaksikan masyarakat luas. Karena itu dia meminta pengelola taman Monas tidak menutup pintu gerbang selama proses pencucian. "Saya ingin pencucian Monas jadi atraksi yang menarik lebih banyak wisatawan," katanya.

AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Berita terkait

Real Madrid vs Bayern Munchen, Thomas Tuchel Akui Butuh Keberuntungan dan Tampil Presisi

4 menit lalu

Real Madrid vs Bayern Munchen, Thomas Tuchel Akui Butuh Keberuntungan dan Tampil Presisi

Bagi Thomas Tuchel, bermain melawan Real Madrid di semifinal Liga Champions adalah impian banyak pemain Bayern Munchen saat tumbuh dewasa.

Baca Selengkapnya

Mengenal Tomas Bata, Sang Raja Sepatu yang Mendirikan Pabrik Sepatu Bata di Indonesia

5 menit lalu

Mengenal Tomas Bata, Sang Raja Sepatu yang Mendirikan Pabrik Sepatu Bata di Indonesia

Sosok Tom Bata dikenal sebagai "Raja Sepatu" di negara asalnya.

Baca Selengkapnya

Zico Berhasil Masuk Top 10 Billboard Global Lewat Lagu SPOT! (feat. Jennie)

5 menit lalu

Zico Berhasil Masuk Top 10 Billboard Global Lewat Lagu SPOT! (feat. Jennie)

Pencapaian di tangga lagu Billboard, ini membuktikan kepopuleran Zico di pasar musik global

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

6 menit lalu

AstraZeneca Siap Tarik Vaksin Covid-19 karena Surplus

AstraZeneca menyatakan dengan banyaknya varian vaksin Covid-19 yang sudah diproduksi, maka terdapat surplus dari vaksin-vaksin yang tersedia

Baca Selengkapnya

Water Kingdom Mekarsari: Harga Tiket, Jam Buka, dan Fasilitasnya

6 menit lalu

Water Kingdom Mekarsari: Harga Tiket, Jam Buka, dan Fasilitasnya

Hari libur, Anda bisa berkunjung ke Water Kingdom Mekarsari di Bogor. Ada banyak wahana yang tersedia, mulai dari toddler pool hingga outbond zodara.

Baca Selengkapnya

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

6 menit lalu

Presidential Club Alias DPA: Dibentuk Soekarno, Dihapus saat Reformasi dan Dihidupkan Kembali Prabowo?

Presiden terpilih Prabowo berniat membentuk 'Presidential Club' yang terdiri atas para mantan Presiden RI untuk menjadi semacam penasihat pemerintah.

Baca Selengkapnya

10 Daftar Orang Terkaya di Singapura versi Forbes 2024

6 menit lalu

10 Daftar Orang Terkaya di Singapura versi Forbes 2024

Berikut ini daftar orang-orang terkaya di Singapura versi Forbes 2024. Kekayaannya ada yang mencapai US$ 15,9 miliar. Ini informasinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

13 menit lalu

Jokowi Kunjungan ke Karawang untuk Panen Ikan Nila

Presiden Jokowi juga akan meresmikan Modeling Kawasan Tambak Budi Daya Ikan Nila Salin.

Baca Selengkapnya

Pengajuan UKT Mahasiswa Baru UI Dimulai Hari ini, Simak Jadwal, Prosedur, dan Berkasnya

16 menit lalu

Pengajuan UKT Mahasiswa Baru UI Dimulai Hari ini, Simak Jadwal, Prosedur, dan Berkasnya

Berikut prosedur, jadwal, dan berkas yang harus disiapkan oleh mahasiswa baru untuk menentukan besaran UKT di UI, tahun ini.

Baca Selengkapnya

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

18 menit lalu

Mengapa Penderita Kolesterol Sebaiknya Menghindari Masakan Bersantan?

Saalah satu yang wajib dihindari penderita kolesterol adalah makanan bersantan. Kenapa?

Baca Selengkapnya