TEMPO Interaktif, Jakarta - Hari AIDS Sedunia baru diperingati pada 1 Desember kemarin. Namun kenyataannya diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) masih banyak terjadi. Seorang anak bahkan ditolak masuk sekolah karena ayahnya terinfeksi HIV.
Peristiwa itu terjadi di Sekolah Dasar Don Bosco 1 Kelapa Gading. Sekolah menolak calon siswanya karena diketahui sang ayah mengidap HIV/AIDS. Dia adalah Flora (bukan nama sebenarnya), putri Fajar Jasmin Sugandhi, seorang penulis yang juga positif ODHA (orang dengan HIV/AIDS).
Menurut Fajar, anaknya sudah mengikuti seleksi dan sempat diterima di SD Don Bosco 1 Kelapa Gading sejak medio November lalu. "Kemarin penerimaannya dibatalkan melalui pesan pendek," ujar aktivis ODHA itu, Jumat 2 Desember 2011.
Pesan pendek tersebut dikirim melalui telepon seluler Kepala SD Don Bosco 1 Kelapa Gading Hartanto, Kamis lalu. Merasa mendapat perlakuan diskriminatif, Fajar dan istrinya, Leonnie F. Merinsca, kemarin meminta penjelasan langsung dari Yayasan Panca Dharma yang menaungi sekolah tersebut.
Don Bosco, yang diwakili Kepala Bidang Pendidikan Don Bosco Paul Yoso Pandoyo, dan dua anggota stafnya, menyatakan Flora harus menyerahkan hasil tes yang menyatakan dirinya negatif HIV untuk dapat masuk ke sekolah itu. "Ini diskriminatif karena anak-anak lain tidak dimintai keterangan kesehatan seperti itu," kata Leonnie, ibunda Flora.
Kecewa diperlakukan seperti itu, Leonnie menuntut SD Don Bosco meminta maaf melalui media massa selama dua hari. "Bila tidak, akan kami pertimbangkan untuk menempuh jalur hukum," ujar ibu tiga anak ini. Leonnie juga akan mencarikan sekolah lain untuk Flora dan kakaknya.
Kepala Bidang Pendidikan Don Bosco Paul Yosopandoyo membantah tudingan telah mendiskriminasi Flora. "Masalahnya, ketika kami meminta surat keterangan kesehatan dari anak ini, orang tuanya menganggap permintaan itu adalah penghinaan," katanya.
Paul juga menyesalkan penolakan yang dikirim melalui pesan pendek. "Kami mengakui kami salah, sanksi juga akan kami jatuhkan," ujarnya. Paul juga mengaku telah meminta maaf secara langsung kepada keluarga Fajar dan kepada media. "Pak Fajar, saya minta maaf," ucap Paul di hadapan wartawan cetak dan elektronik.
l PINGIT ARIA | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI | ENI SAENI
Berita terkait
Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi
9 September 2013
Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.
Baca SelengkapnyaKuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi
7 September 2013
Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS
7 September 2013
Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang
6 September 2013
Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.
Baca SelengkapnyaKuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah
6 September 2013
Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.
Baca SelengkapnyaKPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik
6 September 2013
Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.
Baca SelengkapnyaKuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing
6 September 2013
AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.
Baca SelengkapnyaKuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program
5 September 2013
Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.
Baca SelengkapnyaUkur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan
5 September 2013
SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'
Baca SelengkapnyaData Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes
4 September 2013
Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.
Baca Selengkapnya