Ayah Kena HIV, Anak Ditolak Sekolah di Don Bosco  

Reporter

Editor

Sabtu, 3 Desember 2011 01:04 WIB

Seorang aktivis mengenakan kostum kondom untuk mengkampanyekan pemakaian kondom untuk menghindari penularan HIV/AIDS di Seoul, Korea Selatan, (30/11). AP Photo/ Lee Jin-man

TEMPO Interaktif, Jakarta - Hari AIDS Sedunia baru diperingati pada 1 Desember kemarin. Namun kenyataannya diskriminasi terhadap orang dengan HIV dan AIDS (ODHA) masih banyak terjadi. Seorang anak bahkan ditolak masuk sekolah karena ayahnya terinfeksi HIV.

Peristiwa itu terjadi di Sekolah Dasar Don Bosco 1 Kelapa Gading. Sekolah menolak calon siswanya karena diketahui sang ayah mengidap HIV/AIDS. Dia adalah Flora (bukan nama sebenarnya), putri Fajar Jasmin Sugandhi, seorang penulis yang juga positif ODHA (orang dengan HIV/AIDS).

Menurut Fajar, anaknya sudah mengikuti seleksi dan sempat diterima di SD Don Bosco 1 Kelapa Gading sejak medio November lalu. "Kemarin penerimaannya dibatalkan melalui pesan pendek," ujar aktivis ODHA itu, Jumat 2 Desember 2011.

Pesan pendek tersebut dikirim melalui telepon seluler Kepala SD Don Bosco 1 Kelapa Gading Hartanto, Kamis lalu. Merasa mendapat perlakuan diskriminatif, Fajar dan istrinya, Leonnie F. Merinsca, kemarin meminta penjelasan langsung dari Yayasan Panca Dharma yang menaungi sekolah tersebut.

Don Bosco, yang diwakili Kepala Bidang Pendidikan Don Bosco Paul Yoso Pandoyo, dan dua anggota stafnya, menyatakan Flora harus menyerahkan hasil tes yang menyatakan dirinya negatif HIV untuk dapat masuk ke sekolah itu. "Ini diskriminatif karena anak-anak lain tidak dimintai keterangan kesehatan seperti itu," kata Leonnie, ibunda Flora.

Kecewa diperlakukan seperti itu, Leonnie menuntut SD Don Bosco meminta maaf melalui media massa selama dua hari. "Bila tidak, akan kami pertimbangkan untuk menempuh jalur hukum," ujar ibu tiga anak ini. Leonnie juga akan mencarikan sekolah lain untuk Flora dan kakaknya.

Kepala Bidang Pendidikan Don Bosco Paul Yosopandoyo membantah tudingan telah mendiskriminasi Flora. "Masalahnya, ketika kami meminta surat keterangan kesehatan dari anak ini, orang tuanya menganggap permintaan itu adalah penghinaan," katanya.

Paul juga menyesalkan penolakan yang dikirim melalui pesan pendek. "Kami mengakui kami salah, sanksi juga akan kami jatuhkan," ujarnya. Paul juga mengaku telah meminta maaf secara langsung kepada keluarga Fajar dan kepada media. "Pak Fajar, saya minta maaf," ucap Paul di hadapan wartawan cetak dan elektronik.

l PINGIT ARIA | AMANDRA MUSTIKA MEGARANI | ENI SAENI

Berita terkait

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

9 September 2013

Komnas Anak: Kuesioner Kelamin Langgar Privasi

Dia mempertanyakan manfaat survei berisi grafik ukuran kelamin laki-laki dan perempuan itu.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

7 September 2013

Kuesioner Bagian dari Periksa Kesehatan Reproduksi  

Kuesioner gambar alat kelamin menjadi bagian pemeriksaan kesehatan untuk siswa SMP dan SMA terkait kesehatan reproduksi. Uji coba berlanjut tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

7 September 2013

Kemenkes: Kuesioner Gambar Alat Vital Program UKS

Kuesioner yang memuat alat vital program UKS kerja sama empat kementerian.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

6 September 2013

Kuesioner Ukuran Kelamin Siswa Ditarik di Sabang

Kuesioner bergambar kelamin yang sempat beredar di SMP Negeri 1 Sabang telah ditarik oleh pihak puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Sabang.

Baca Selengkapnya

Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

6 September 2013

Kuesioner Ukur Alat Kelamin Siswa Salah Kaprah  

Perbedaan interpretasi timbul lantaran kurangnya pemahaman dinas kesehatan di beberapa daerah tentang kesehatan reproduksi.

Baca Selengkapnya

KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

6 September 2013

KPAI Minta Kuisioner Ukur Kelamin Siswa Ditarik  

Gambar, foto, atau sketsa organ kelamin tanpa penjelasan memadai dianggap bisa mengarah kepada pornografi.

Baca Selengkapnya

Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

6 September 2013

Kuisioner Kelamin di Aceh Disorot Media Asing

AFP, Straitstimes Singapura, The Standar Hong Kong menulis soal kuisioner yang mencantumkan gambar alat kelamin.

Baca Selengkapnya

Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

5 September 2013

Kuisioner Gambar Kelamin di Aceh Sesuai Program

Seharusnya kuesioner gambar kelamin tidak dibagi dan tidak boleh dibawa pulang karena bersifat rahasia.

Baca Selengkapnya

Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

5 September 2013

Ukur Kelamin Siswa, Sekolah Tuding Dinas Kesehatan  

SMP Negeri 1 Sabang merasa tercoreng dan kecewa dengan pihak dinas kesehatan. 'Lembaran itu dibagikan oleh petugas puskesmas dan dinas kesehatan.'

Baca Selengkapnya

Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

4 September 2013

Data Ukuran Kelamin Siswa Akan Direkap Dinkes

Dinas Kesehatan Kota Sabang mengatakan data tersebut digunakan untuk mengetahui kondisi kesehatan reproduksi remaja di Kota Sabang.

Baca Selengkapnya