TEMPO Interaktif, Bogor - Jemaat Gereja Kristen Indonesia Bakal Pos Yasmin menolak tawaran Pemerintah Kota Bogor atau Menteri Dalam Negeri untuk pindah lokasi gereja dari Taman Yasmin ke tempat lain. GKI mengaku akan bertahan hingga titik darah penghabisan di Jalan K.H. Abdullah bin Nuh, Bogor, Jawa Barat.
"GKI Yasmin tidak pernah bersedia menerima opsi relokasi ke mana pun. Relokasi adalah opsi melawan hukum yang tidak boleh dibiarkan terjadi di negara hukum," kata Ketua Umum Majelis GKI Pendeta Ujang Tanusaputera dalam keterangan pers yang diterima Tempo, Selasa, 12 Desember 2011.
Menurut dia, rumah ibadah GKI di Yasmin sudah disahkan dua lembaga negara, yaitu Mahkamah Agung dan Ombudsman Republik Indonesia. Karena itu GKI menilai aneh bila Kementerian Dalam Negeri justru mengajak warga negara bermufakat untuk melanggar hukum.
Terkait dengan perkara Munir Karta, lanjut dia, tidak ada hubungannya dengan keabsahan IMB gereja. Sebab dokumen yang diperiksa di pengadilan Munir Karta tidak digunakan GKI untuk mengajukan IMB Gereja. "Permohonan IMB gereja sudah diajukan sejak Agustus 2005 dan tidak pernah ada penambahan dokumen apa pun."
Sebelumnya Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Bogor Asep Firdaus berharap soal GKI Yasmin segera tuntas. Dia meminta jemaat GKI mau beribadah di gedung Harmoni yang disiapkan pemerintah daerah atau menerima tawaran pindah ke lokasi yang disiapkan pemerintah daerah.
"Selama belum selesai sebaiknya GKI beribadah di Harmoni yang kami sewa. Solusi akhir yang ditawarkan pemda adalah relokasi," kata Asep saat ditemui Tempo di gedung DPRD, baru-baru ini.
Dihubungi terpisah, Ketua Umum Gerakan Muda Kosgoro Untung Kurniadi mengatakan Wali Kota Bogor sudah melaksanakan putusan MA dengan mencabut pembekuan IMB GKI. Namun, kata dia, atas pertimbangan adanya penolakan dari warga, Wali Kota membatalkan IMB GKI.
"Opsi relokasi adalah kebijakan Wali Kota kepada GKI. Kebijakan itu bagi kami sudah tepat," ujar Untung.
Mengenai isu SARA dan menghalangi kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya, Untung menilai itu tidak benar. "Tidak ada satu pun gereja di Kota Bogor yang diboikot atau ditutup pemerintah daerah. Ini murni masalah perizinan," ucap dia.
ARIHTA U SURBAKTI
Berita terkait
Gosip Gereja Hilang, Sekolah Santa Laurensia Terima Siswa Baru
8 Maret 2018
Lima bulan pembangunan sekolah Santa Laurensia terkatung-katung akibat kabar bohong tentang proyek gereja. Siswa akan ditampung di gedung lain.
Baca SelengkapnyaIsu Gereja Tak Terbukti, Proyek Sekolah Santa Laurensia Berlanjut
7 Maret 2018
Setelah terhenti dilanda isu proyek gereja terbesar di Asia, pembangunan Sekolah Santa Laurensia di Suvarna Padi, Alam Sutera, Tangerang, dilanjutkan.
Baca SelengkapnyaResmikan Gereja HKBP Cilincing, Sandi Menikmati Tari Tortor
11 November 2017
Saat dijemput jemaat HKBP Cilincing, Jakarta, Sandi ikut menikmati tarian Tortor di gereja tersebut.
Baca SelengkapnyaWarga Tuding Gereja Scientology Keruk Dana Jemaah
24 Oktober 2017
Gereja Scientology mengatakan selalu membantu warga sekitar yang membutuhkan bantuan.
Baca SelengkapnyaKepala Proyek Santa Laurensia Jamin Tak Bangun Gereja Terbesar
20 Oktober 2017
Kepala Proyek Sekolah Santa Laurensia Suvarna Padi di Alam Sutera, Pilonedi Sioan Angen menjamin tidak ada pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggar
Baca SelengkapnyaIsu Gereja Terbesar, Ini yang Dilakukan Sekolah Santa Laurensia
20 Oktober 2017
Sekolah Santa Laurensia mengapresiasi keputusan bersama yang meminta menyetop sementara proyek sekolah di Suvarna Padi, Alam Sutera.
Baca SelengkapnyaIsu Gereja Terbesar, Bupati Tangerang: Pemkab Tak Keluarkan Izin
19 Oktober 2017
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan izin yang dikeluarkan untuk pembangunan di Alam Sutera adalah untuk sekolah, bukan gereja.
Baca SelengkapnyaPembangunan Gereja Terbesar di Asia, Bupati Tangerang: Hoax
19 Oktober 2017
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar memastikan kabar pembangunan gereja terbesar di Asia Tenggara di Alam Sutera adalah hoax.
Baca SelengkapnyaRahmat Effendi: Walau Ditembak, Izin Santa Clara Tak Saya Cabut
3 April 2017
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, walaupun ditembak, ia tak akan mencabut izin pembangunan Gereja Santa Clara karena izin itu adalah produk negara.
Baca SelengkapnyaWali Kota Gelar 'Sidang Terbuka' Proses Izin Gereja Santa Clara
30 Maret 2017
Wali Kota Bekasi mengumpulkan semua pihak yang terlibat dalam proses perizinan pembangunan Gereja Santa Clara di Bekasi Utara.
Baca Selengkapnya