Masih Ditelusuri, Pilot Nyabu Pemakai atau Pengedar
Reporter
Editor
Senin, 6 Februari 2012 05:29 WIB
Ilustrasi. relax.com.sg
TEMPO.CO , Jakarta:- Pilot maskapai penerbangan Lion Air ditangkap karena mengkonsumsi narkoba. Syaiful Salam, 44 tahun, ditangkap di sebuah kamar di Hotel Garden Palace, Surabaya, Sabtu subuh lalu.
”Kami masih mempelajari dalam 3 x 24 jam apakah SS hanya pengguna atau sebagai pengedar," kata juru bicara Badan Narkotika Nasional (BNN), Sumirat Dwi Santoso, Ahad 5 Februari 2012.
Sebelumnya, Direktur Narkotika BNN Benny Mamoto mengatakan Syaiful ditangkap berdasarkan pengembangan kasus Hanum Adhyaksa, pilot Lion Air yang dicokok di Makassar pada 10 Januari lalu. "Ini pengembangan kasus pertama. Dia mengaku ada yang lainnya," kata Benny.
Saat ditangkap, Syaiful tidak sedang memakai narkoba, melainkan bermain kartu bersama tiga temannya sesama pilot. Namun tes urine yang dilakukan saat itu juga menunjukkan bahwa dia positif menggunakan narkoba. Petugas juga menyita barang bukti 0,04 gram sabu dan alat isapnya dari pilot yang sejatinya akan menerbangkan pesawat rute Surabaya-Makassar-Balikpapan pada pagi harinya itu.
Direktur Reserse Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Bambang Triyanto mengatakan Syaiful mengkonsumsi narkoba selama setahun terakhir. Dia mengisap narkoba pada Jumat malam dan berencana mengisap lagi pagi itu sebelum berangkat terbang.
Secara terpisah, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Herry Bakti S. Gumay, menyatakan sudah memerintahkan PT Lion Mentari Airlines (Lion Air) menyerahkan izin terbang Syaiful. “Kami benar-benar menyatakan perang terhadap narkoba,” katanya kemarin.
Herry mengungkapkan, Kementerian Perhubungan telah meneken nota kesepahaman dengan BNN sepekan lalu. “Masyarakat tak usah khawatir. Bukan hanya Lion Air yang kami perhatikan,” kata dia.
Juru bicara Lion Air, Edward Sirait, membenarkan penangkapan Syaiful. Ia mengaku prihatin atas penangkapan kembali pilot Lion Air. Dia mengatakan sudah ada pengawasan internal. Tes urine, misalnya, dilakukan setiap enam bulan. "Tapi mereka memang lebih lihai," ujar Edward.