Pasien Demam Berdarah di RSUD Koja Dipungut Biaya

Reporter

Editor

Senin, 1 Maret 2004 15:36 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta:Pasien demam berdarah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Koja, Jakarta Utara, masih dipungut sejumlah biaya, terutama untuk administrasi sebesar Rp 15 ribu.Menurut Nyonya Yuni, 33 tahun, ibu pasien bernama Jesica, 1 tahun, salah seorang pasien demam berdarah, yang ditemui Tempo News Room Senin (1/3), ia harus membayar Rp 15 ribu saat pertama kali mengirim anaknya ke rumah sakit tersebut pada Sabtu (28/2) lalu. Warga Bendungan Melayu, Semper, Jakarta Utara ini mengaku juga dikenakan Rp 30 ribu untuk pemeriksaan darah anaknya. Seperti halnya Nyonya Yuni, keluarga pasien lainnya, Ny. Lili, 45 tahun, juga mengaku sama, dipungut uang administrasi Rp 15 ribu. Selain itu warga Walang IV, Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara ini juga harus mengeluarkan Rp 170 ribu untuk menebus obat anaknya bernama Indah, 14 tahun, yang juga terkena demam berdarah dan dirawat di ruang 714 RSUD Koja. RSUD Koja merupakan salah satu rumah sakit di Jakarta Utara yang ditunjuk untuk menampung pasien demam berdarah, selain RSPI Sulianti Saroso di Sunter. Sesuai instruksi Gubernur DKI Jakarta, rumah sakit ini juga diperintahkan untuk membebaskan biaya perawatan dan pengobatan bagi pasien korban demam berdarah. Menurut Neni, staf RSUD Koja, pembebasan biaya diberlakukan rumah sakitnya sejak tanggal 24 Februari hingga 16 Maret sesuai masa pemberlakuan keadaan kejadian luar biasa ini. Pembebasan biaya itu juga dikenakan bagi pasien yang masuk sebelum tanggal 24 Februari dan hingga hari itu belum sembuh. Pembebasan biaya itu, menurutnya, meliputi rawat inap dan obat-obatan termasuk untuk tes darah.Sementara itu, pantauan Tempo News Room di RSUD Koja, korban demam berdarah terus berdatangan. Hingga hari ini jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit tersebut mencapai 300 orang. Kondisi tersebut memaksa pihak rumah sakit mengubah 12 ruang VIP-nya menjadi ruang kelas III, untuk menampung korban demam berdarah. Bahkan ruang yang kapasitasnya hanya 2-4 tempat tidur diubah dengan menggunakan velbed sehingga tiap ruang bisa menampung 8-10 pasien. Untuk keperluan velbed yang jumlahnya hingga ratusan, pihak rumah sakit sempat meminjam pada Sudin Bintal Kesos Jakarta Utara. Untuk keperluan itu pihak rumah sakit juga harus membentangkan tali rapia di antara ruang kamar untuk menggantung kantong infus karena velbed yang berukuran kecil dan tanpa tongkat penggantung infus.Menurut Neni, mereka mulai menggunakan velbed itu sejak empat hari lalu dikarenakan jumlah pasien demam berdarah terus-menerus bertambah. Menurutnya, jumlah tersebut meningkat hingga dua kali lipat dari hari sebelumnya. Ramidi - Tempo News Room

Berita terkait

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

1 hari lalu

5 Negara Asia Tenggara Dilanda Gelombang Panas, Indonesia Diserang DBD

Negara-negara Asia Tenggara tengah berjuang melawan gelombang panas yang mematikan tahun ini.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

3 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

3 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

3 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

5 hari lalu

Waspada, Kena DBD Selama Kehamilan Bisa Pengaruhi Kesehatan Bayi di 3 Tahun Pertama

Studi baru menyebutkan ibu yang terkena DBD selama masa kehamilannya dapat mempengaruhi kesehatan bayi 3 tahun pertamanya.

Baca Selengkapnya

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

7 hari lalu

Punya Gejala Mirip Tipus, Kenali Tanda Demam Berdarah Dengue

Demam Berdarah Dengue (DBD) memiliki gejala yang hampir sama dengan Typhus. Namun keduanya adalah jenis penyakit yang berbeda

Baca Selengkapnya

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

7 hari lalu

Hari Demam Berdarah Nasional, Ini 4 Cara Mencegah DBD

22 April ditetapkan sebagai Hari Demam Berdarah Nasional oleh Kemenkes, meningkatkan kesadaran wargauntuk dapat mencegah penyakit DBD.

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

9 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

10 hari lalu

Waspada DBD, Demam Berdarah Baik Drastis di Sulsel 1.620 Warga Terjangkit dan 9 Orang Meninggal

Waspada DBD di beberapa daerah. Di Sulawesi Selatan kasus demam berdarah naik drastis, 1.620 warga terjangkit dan 9 orang meninggal.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

13 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya