TEMPO.CO, Jakarta - Kepolisian RI masih sulit menemukan keberadaan pemimpin Koperasi Langit Biru, Jaya Komara. "Tentunya dia kan berupaya untuk menghilangkan diri," kata Kepala Biro Pengelolaan Informasi Dokumen Polri, Brigadir Jenderal Muhammad Taufik, saat ditemui di kantornya, Kamis, 5 Juli 2012.
Taufik mengatakan polisi membutuhkan bantuan informasi dari masyarakat, terutama para korban, untuk menemukan Komara. Polisi yakin beberapa korban pasti pernah atau masih berkomunikasi dengan Komara. "Tidak ada yang mau memberi laporan, hanya empat korban yang melapor," kata Taufik.
Keberadaan Komara yang masih misterius menyebabkan penyidikan kasus ini belum ada perkembangan. Polisi juga belum bisa menetapkan tindak pidana yang terjadi pada praktek koperasi ini. "Kita masih kekurangan bukti dan informasi," kata dia.
Polisi masih mengharapkan ada korban lain yang melapor dan memberikan informasi. Para korban, menurut Taufik, masih berharap uangnya kembali sehingga tidak berniat melapor pada polisi.
"Saya belum tahu apakah sudah ada pemeriksaan pada keluarganya," kata Taufik.
Pemimpin koperasi yang berdiri sejak Februari 2011 ini masih buron sejak polisi menerima laporan dari empat korban pada awal Juni 2012. Usaha pemblokiran rekening juga tidak dapat dilakukan polisi. Hingga saat ini, polisi belum mengetahui nomor rekening Jaya, yang biasa digunakan sebagai penampungan uang investor koperasi.
Polisi telah mencari Jaya Komara ke pelosok Cisoka dan Kecamatan Solear, serta beberapa tempat yang diduga menjadi tempat tinggal sang ustad. Beberapa tempat yang telah ditelusuri polisi yaitu rumah Jaya Komara di bilangan Cikasungka, Solear; kantor pusat koperasi; dan rumah istrinya; tapi tidak mendapatkan hasil.
Polisi juga masih mencari barang bukti dan data dari masyarakat yang menjadi korban. Ia menyatakan Badan Reserse dan Kriminal Mabes Polri hingga saat ini belum menetapkan tersangka dalam kasus yang memutar uang hingga Rp 6 triliun itu.
Koperasi Langit Biru, sebelum berdiri bernama PT Trasindo Jaya Komara, merupakan jenis koperasi dengan pengelolaan daging dan hasil peternakan yang bekerja sama dengan 62 pemasok daging sapi. Koperasi ini berdiri sejak Januari 2011 di Perum Bukit Cikasungka Blok ADF Nomor 2, 3, 4, Desa Cikasungka, Kecamatan Solear, Tangerang (koperasi pusat), dan telah membuka cabang di Jalan BKT Raya, Gang Swadaya 6 Nomor 1 RT 008/001 Rawa Bebek, Pulo Gebang, Cakung, Jakarta Timur.
Cara kerja koperasi ini menggunakan sistem binar atau jaringan, yaitu orang yang di atas (upline) mengajak anggota baru (downline) untuk mendapatkan bonus dari koperasi. Sistem pendaftaran dibuka setiap bulan, mulai tanggal 1 sampai 20, sedangkan tanggal 21 hingga 30 untuk mengambil bonus investor. Jumlah nasabah koperasi tersebut mencapai 125 ribu orang. Bagi investor yang akan mengambil dananya, akan diberikan bukti kuitansi dan kartu anggota serta surat perjanjian yang diberikan satu minggu sejak mendaftar.
FRANSISCO ROSARIANS
Pilkada Terpopuler
Hacker Situs Alex-Nono Salah Sasaran
Jokowi Janjikan Naikkan Tunjangan Pembersih Sampah
Situs Resminya Dibajak, Ini Kata Jokowi
Hasil Survei Jeblok, Alex Noerdin Yakin Menang
Solusi Prostitusi DKI ala Jokowi
Masyarakat Apatis Bikin DPT Kisruh
Berita terkait
LPDB-KUMKM jadi Mitra Terbaik Koperasi Jasa KORPRI Kota Ternate
12 hari lalu
LPDB-KUMKM merupakan mitra terbaik bagi koperasi dan UMKM Kota Ternate
Baca SelengkapnyaLPDB-KUMKM Dorong Koperasi Sektor Produktif Akses Dana Bergulir
13 hari lalu
LPDB-KUMKM melakukan penjajakan dengan industri gula nasional.
Baca SelengkapnyaMenteri Teten: RUU Perkoperasian untuk Penguatan Kelembagaan
36 hari lalu
Menteri Teten mengatakan bahwa RUU Perkoperasian untuk penguatan kelembagaan.
Baca SelengkapnyaMenkopUKM Minta DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian
48 hari lalu
Menteri Koperasi dan UKM atau MenKopUKM, Teten Masduki, kembali meminta dukungan Komisi VI DPR RI agar legislatif segera membahas Rancangan Undang-Undang atau RUU tentang Perubahan Ketiga Atas UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Baca SelengkapnyaMenKopUKM Desak DPR Segera Bahas RUU Perkoperasian
48 hari lalu
Menteri Koperasi dan UKM atau MenKopUKM, Teten Masduki, kembali meminta dukungan Komisi VI DPR RI agar legislatif segera membahas Rancangan Undang-Undang atau RUU tentang Perubahan Ketiga Atas UU No 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Koalisi Sebut BUMN Dikonversi Jadi Koperasi Berbahaya, Sosok Darma Mangkuluhur yang Akan Bangun Lapangan Golf Rp 1,2 T
8 Februari 2024
Tomy menanggapi ramainya wacana BUMN dikonversi menjadi berbasis koperasi yang dilontarkan tim pemenangan Capres nomor urut 1 Anies-Muhaimin.
Baca SelengkapnyaRamai Wacana BUMN Jadi Koperasi, Koalisi: Berbahaya, 1,6 Juta Pegawai Menjadi Pengangguran
8 Februari 2024
Ketua Koalisi Masyarakat Peduli BUMN Maju Tomy Tampatty sangat menyesalkan adanya wacana BUMN dikonversi berbasis koperasi.
Baca SelengkapnyaAnies soal Narasi Pembubaran BUMN: Tidak Benar, Itu Fitnah yang Tak Masuk Akal
7 Februari 2024
Calon presiden nomor urut satu Anies Baswedan angkat bicara soal adanya narasi pembubaran BUMN yang belakangan ramai dibicarakan.
Baca SelengkapnyaTerkini: Anies dan Ganjar Kompak Sindir Politisasi Bansos di Depan Prabowo, Ide BUMN Jadi Koperasi Pengamat Sebut Pernyataannya Dipelintir
5 Februari 2024
Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan kompak menyindir politisasi bantuan sosial atau Bansos di depan Prabowo Subianto dalam debat Capres terakhir.
Baca SelengkapnyaIde BUMN Jadi Koperasi, Pengamat: Pernyataan Saya Dipelintir, Mengonversi Bukan Membubarkan
5 Februari 2024
Pengamat koperasi Suroto angkat bicara soal tanggapan Menteri BUMN Erick Thohir terhadap pernyataannya tentang perubahan perusahaan negara dari basis perseroan menjadi koperasi.
Baca Selengkapnya