TEMPO Interaktif, Jakarta:Sekitar 120 mahasiswa tergabung dalam Jaringan Aksi Mahasiswa Anti Militerisme (JAMM) berunjuk rasa di depan Kejaksaan Agung, Jalan Sisingamangaraja, pukul 12.20 WIB, Senin (17/5). Mereka menuntut Kejaksaan Agung segera menangkap pelaku tragedi Mei tahun 1998 khususnya memeriksa Wiranto dan Susilo Bambang Yudhoyono. Pasalnya, keduanya terindikasi kuat sebagai otak dibalik aksi penembakan mahasiswa Trisakti dan beberapa kasus pelanggaran HAM. "Kita menuntut Kejagung harus fair kepada seluruh Rakyat Indonesia. Siapapun yang melanggar hukum harus ditindak," kata Tarso AJ, koordinator lapangan dari Posko Anti Militerisme Universitas Negeri Jakarta (Poskam UNJ).Ia mengatakan, Wiranto sebagai mantan Panglima TNI harus menjalani proses hukum. Mantan Kasospol ABRI, Susilo Bambang Yudhoyono juga harus diperiksa. Termuat dalam pernyataan sikapnya, mereka menuntut perserikatan bangsa-bangsa sebagai institusi internasional agar mencermati dan memeriksa kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang melibatkan calon-calon presiden RI 2004-2009. Mereka menuntut pemerintahan Mega-Hamzah menindak dengan tegas aparat penegak hukum yang bertindak represif terhadap aksi moral mahasiswa. Para pengunjuk rasa juga menyerukan kepada masyarakat untuk bersikap bijak untuk memilih calon presiden. Agar tidak percaya terhadap calon presiden dari militer yang terindikasi melanggar HAM dan bertindak represif. 32 tahun Indonesia dipimpin oleh militer, selama itu juga Indonesia dibuat bodoh, kebebasan rakyat Indonesia terenggut, setumpuk hutang ditinggalkan, krisis ekonomi berkepanjangan, kekerasan terjadi dimana-mana dan tidak mengenal prikemanusiaan. Antara lain kasus, Tanjung Priok, Kedung Ombo, Talang Sari, Tragedi Mei, Semanggi 1 dan 2. Para pengunjuk rasa yang tergabung dalam JAMM adalah, Poskam UNJ, AMN IPB, Gerakan Regenerasi Nasional dan Masyarakat Tolak Militerisme. Mereka meneriakan kalimat tolak militer. Karena dinilai tidak pantas memimpin negeri Indonesia. Martha Warta Tempo News room