TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengkritik proyek pembangunan jalan Puncak II dari Sentul ke Cianjur. “Daripada membangun jalur baru, mengapa tidak memaksimalkan jalur yang sudah ada?” kata Joga kepada Tempo, Rabu, 3 Oktober 2012.
Menurut Joga, saat ini sudah ada rute alternatif menuju puncak, yaitu dari Jonggol menuju Cianjur. “Jalur alternatif itu sudah ada, tapi kualitasnya tidak sebagus jalur Puncak I,” kata Nirwanto.
Pembangunan infrastruktur di kawasan resapan air itu, kata dia, akan diikuti dengan pembangunan kawasan bisnis di kiri kanan jalur Puncak II yang berimbas pada kerusakan ekologis di kawasan ini. “Perlu diingat bahwa pariwisata di kawasan puncak berkembang karena faktor alam dan ekologisnya,” katanya.
Pemerintah, kata dia, sebaiknya memperbaiki tata ruang dan mengendalikan pertumbuhan dan perizinan baru di kawasan puncak. “Kalau perlu moratorium dulu. Tata ruang kawasan itu sudah semrawut,” katanya. Pembangunan jalur baru yang diikuti dengan pembangunan kawasan bisnis di kiri kanan jalur tersebut, kata dia, juga mengurangi daerah resapan air. “Krisis air yang sudah terjadi di Jakarta akan terjadi juga di kawasan Bogor,” katanya.
Ketimbang membangun jalur baru, kata Joga, akan lebih bermanfaat bila pemerintah membangun transportasi publik seperti penyediaan trayek bus wisata puncak yang melewati kawasan hotel dan peristirahatan di puncak. “Lebih baik bangun park and ride, kemudian wisatawan menaiki bus wisata menuju lokasi yang diinginkan,” kata Joga.
Selain itu, kata dia, pembangunan kereta gantung dan monorel dari Jakarta menuju Puncak layak dikaji. Moda transportasi kereta gantung, kata dia, ramah lingkungan. Sebab, moda itu tidak menghancurkan kawasan resapan air dan tak ada pembebasan lahan. “Kereta gantung hanya perlu beberapa bidang tanah untuk jadi fondasi,” katanya, merujuk pada penggunaan kereta gantung di kawasan wisata Dataran Tinggi Genting, Malaysia dan sejumlah tempat lainnya di Asia.
Monorel, kata dia, juga jadi alternatif transportasi menuju puncak. Jalur transportasi publik ini, kata dia, selayaknya melewati seluruh kawasan wisata yang ada di Puncak. “Pembangunan kereta gantung dan monorel ini memang membutuhkan kajian. Tapi, tren yang berkembang saat ini adalah menggunakan transportasi publik menuju tempat wisata, bukan dengan menambah jalan lagi,” katanya.
AMANDRA MUSTIKA MEGARANI
Berita populer:
Pemerintah Siapkan ''Pengganjal'' Jokowi
Jokowi Tidak Akan Ambil Gaji Gubernur DKI?
Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan
Sakit Hati, Foto Bugil Kekasih Disebar ke Facebook
Bibit Waluyo: Saya Bukan Bajing Loncat
Jokowi Puji Fauzi Bowo Sebagai Kesatria
Berita terkait
Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi
27 hari lalu
Kemacetan masih terjadi di jalur nasional kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada H+1 Lebaran Idulfitri 1445 Hijriyah, Minggu 14 April 2024. Akibatnya, arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Bogor ditutup imbas pemberlakuan sistem satu arah (one way).
Baca SelengkapnyaArus Balik Lebaran, Arah Cianjur-Puncak Macet hingga 3 Kilometer
28 hari lalu
Anjar menyebutkan, jajarannya terus berkoordinasi dengan Polres Bogor untuk dapat mengurangi kepadatan arus balik kendaraan dari arah Cianjur.
Baca SelengkapnyaJalur Puncak Arah Jakarta Macet, Pengendara Terjebak hingga 5 Jam
28 hari lalu
Proses pencairan arus kendaraan di kawasan wisata Puncak tengah dilakukan untuk arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Bogor atau Jakarta.
Baca SelengkapnyaH+3 Lebaran Jumlah Kendaraan di Jalur Puncak Meningkat Drastis
28 hari lalu
Sabtu pagi tadi, jumlah kendaraan yang melintasi jalur puncak, Bogor, Jawa Barat, sudah mencapai 23 ribu
Baca SelengkapnyaKilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran
30 hari lalu
Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.
Baca SelengkapnyaBelum Ada Tersangka Penyebab Kecelakaan Maut di Jalur Puncak Cisarua
25 Januari 2024
Polisi masih olah TKP di lokasi kecelakaan beruntun di Jalur Puncak, Cisarua, menggunakan alat Traffic Acciden Analityc.
Baca SelengkapnyaTabrakan Beruntun Terjadi di Jalur Puncak Bogor, 14 Orang Luka-luka
23 Januari 2024
Terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan sekitar lima kendaraan di Jalur Puncak, Bogor, pada Selasa, 23 Januari 2024
Baca SelengkapnyaTabrakan Beruntun di Jalur Puncak Disebabkan Truk Boks Hilang Kendali, 1 Korban Dievakuasi dari Bawah Truk
23 Januari 2024
Ada tiga anak di antara 8 penumpang minibus yang turut jadi korban dalam tabrakan beruntun di Puncak itu.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Beruntun di Jalur Puncak Cisarua Melibatkan 9 Kendaraan, 2 di Antaranya Truk Boks
23 Januari 2024
Dugaan awal kecelakaan di Jalur Puncak itu disebabkan truk boks bermuatan air kemasan mengalami rem blong.
Baca SelengkapnyaKecelakaan Tabrakan Beruntun di Jalur Puncak, Truk Box Seruduk Rumah Makan
23 Januari 2024
Rumah Sakit Goenawan Partiwidigdo (RSPG) Cisarua telah menerima 15 korban kecelakaan beruntun itu, yang langsung ditangani di IGD.
Baca Selengkapnya