Pengamat Tata Kota Kritik Proyek Jalur Puncak II

Reporter

Editor

Ali Anwar

Rabu, 3 Oktober 2012 18:53 WIB

Sejumlah kendaraan (kanan) melewati jalur alternatif untuk menghindari kemacetan arus lalu lintas di pintu tol Gadog, Ciawi, Bogor, Jabar, Senin (20/8). ANTARA/Arif Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, mengkritik proyek pembangunan jalan Puncak II dari Sentul ke Cianjur. “Daripada membangun jalur baru, mengapa tidak memaksimalkan jalur yang sudah ada?” kata Joga kepada Tempo, Rabu, 3 Oktober 2012.

Menurut Joga, saat ini sudah ada rute alternatif menuju puncak, yaitu dari Jonggol menuju Cianjur. “Jalur alternatif itu sudah ada, tapi kualitasnya tidak sebagus jalur Puncak I,” kata Nirwanto.

Pembangunan infrastruktur di kawasan resapan air itu, kata dia, akan diikuti dengan pembangunan kawasan bisnis di kiri kanan jalur Puncak II yang berimbas pada kerusakan ekologis di kawasan ini. “Perlu diingat bahwa pariwisata di kawasan puncak berkembang karena faktor alam dan ekologisnya,” katanya.

Pemerintah, kata dia, sebaiknya memperbaiki tata ruang dan mengendalikan pertumbuhan dan perizinan baru di kawasan puncak. “Kalau perlu moratorium dulu. Tata ruang kawasan itu sudah semrawut,” katanya. Pembangunan jalur baru yang diikuti dengan pembangunan kawasan bisnis di kiri kanan jalur tersebut, kata dia, juga mengurangi daerah resapan air. “Krisis air yang sudah terjadi di Jakarta akan terjadi juga di kawasan Bogor,” katanya.

Ketimbang membangun jalur baru, kata Joga, akan lebih bermanfaat bila pemerintah membangun transportasi publik seperti penyediaan trayek bus wisata puncak yang melewati kawasan hotel dan peristirahatan di puncak. “Lebih baik bangun park and ride, kemudian wisatawan menaiki bus wisata menuju lokasi yang diinginkan,” kata Joga.

Selain itu, kata dia, pembangunan kereta gantung dan monorel dari Jakarta menuju Puncak layak dikaji. Moda transportasi kereta gantung, kata dia, ramah lingkungan. Sebab, moda itu tidak menghancurkan kawasan resapan air dan tak ada pembebasan lahan. “Kereta gantung hanya perlu beberapa bidang tanah untuk jadi fondasi,” katanya, merujuk pada penggunaan kereta gantung di kawasan wisata Dataran Tinggi Genting, Malaysia dan sejumlah tempat lainnya di Asia.

Monorel, kata dia, juga jadi alternatif transportasi menuju puncak. Jalur transportasi publik ini, kata dia, selayaknya melewati seluruh kawasan wisata yang ada di Puncak. “Pembangunan kereta gantung dan monorel ini memang membutuhkan kajian. Tapi, tren yang berkembang saat ini adalah menggunakan transportasi publik menuju tempat wisata, bukan dengan menambah jalan lagi,” katanya.

AMANDRA MUSTIKA MEGARANI

Berita populer:
Pemerintah Siapkan ''Pengganjal'' Jokowi

Jokowi Tidak Akan Ambil Gaji Gubernur DKI?

Bos Bumi Emosi Waktu Curhat Konflik Perusahaan

Sakit Hati, Foto Bugil Kekasih Disebar ke Facebook

Bibit Waluyo: Saya Bukan Bajing Loncat

Jokowi Puji Fauzi Bowo Sebagai Kesatria

Berita terkait

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

27 hari lalu

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

Kemacetan masih terjadi di jalur nasional kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada H+1 Lebaran Idulfitri 1445 Hijriyah, Minggu 14 April 2024. Akibatnya, arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Bogor ditutup imbas pemberlakuan sistem satu arah (one way).

Baca Selengkapnya

Arus Balik Lebaran, Arah Cianjur-Puncak Macet hingga 3 Kilometer

28 hari lalu

Arus Balik Lebaran, Arah Cianjur-Puncak Macet hingga 3 Kilometer

Anjar menyebutkan, jajarannya terus berkoordinasi dengan Polres Bogor untuk dapat mengurangi kepadatan arus balik kendaraan dari arah Cianjur.

Baca Selengkapnya

Jalur Puncak Arah Jakarta Macet, Pengendara Terjebak hingga 5 Jam

28 hari lalu

Jalur Puncak Arah Jakarta Macet, Pengendara Terjebak hingga 5 Jam

Proses pencairan arus kendaraan di kawasan wisata Puncak tengah dilakukan untuk arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Bogor atau Jakarta.

Baca Selengkapnya

H+3 Lebaran Jumlah Kendaraan di Jalur Puncak Meningkat Drastis

28 hari lalu

H+3 Lebaran Jumlah Kendaraan di Jalur Puncak Meningkat Drastis

Sabtu pagi tadi, jumlah kendaraan yang melintasi jalur puncak, Bogor, Jawa Barat, sudah mencapai 23 ribu

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

30 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Tersangka Penyebab Kecelakaan Maut di Jalur Puncak Cisarua

25 Januari 2024

Belum Ada Tersangka Penyebab Kecelakaan Maut di Jalur Puncak Cisarua

Polisi masih olah TKP di lokasi kecelakaan beruntun di Jalur Puncak, Cisarua, menggunakan alat Traffic Acciden Analityc.

Baca Selengkapnya

Tabrakan Beruntun Terjadi di Jalur Puncak Bogor, 14 Orang Luka-luka

23 Januari 2024

Tabrakan Beruntun Terjadi di Jalur Puncak Bogor, 14 Orang Luka-luka

Terjadi tabrakan beruntun yang melibatkan sekitar lima kendaraan di Jalur Puncak, Bogor, pada Selasa, 23 Januari 2024

Baca Selengkapnya

Tabrakan Beruntun di Jalur Puncak Disebabkan Truk Boks Hilang Kendali, 1 Korban Dievakuasi dari Bawah Truk

23 Januari 2024

Tabrakan Beruntun di Jalur Puncak Disebabkan Truk Boks Hilang Kendali, 1 Korban Dievakuasi dari Bawah Truk

Ada tiga anak di antara 8 penumpang minibus yang turut jadi korban dalam tabrakan beruntun di Puncak itu.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Beruntun di Jalur Puncak Cisarua Melibatkan 9 Kendaraan, 2 di Antaranya Truk Boks

23 Januari 2024

Kecelakaan Beruntun di Jalur Puncak Cisarua Melibatkan 9 Kendaraan, 2 di Antaranya Truk Boks

Dugaan awal kecelakaan di Jalur Puncak itu disebabkan truk boks bermuatan air kemasan mengalami rem blong.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan Tabrakan Beruntun di Jalur Puncak, Truk Box Seruduk Rumah Makan

23 Januari 2024

Kecelakaan Tabrakan Beruntun di Jalur Puncak, Truk Box Seruduk Rumah Makan

Rumah Sakit Goenawan Partiwidigdo (RSPG) Cisarua telah menerima 15 korban kecelakaan beruntun itu, yang langsung ditangani di IGD.

Baca Selengkapnya