Pemuda Pancasila Geruduk Kantor Radar Bogor  

Reporter

Editor

Ali Anwar

Senin, 8 Oktober 2012 21:20 WIB

Salah satu pimpinan Harian Radar Bogor ,Fatur S Kanday (tengah), dikeroyok Massa pemuda Pancasila (PP) saat melakukan aksi demo di kantor redaksi Radar Bogor, Kota Bogor, Jabar, Senin (8/10). ANTARA/Jafkhairi

TEMPO.CO, Bogor - Sedikitnya 500 anggota Pemuda Pancasila Bogor menggeruduk kantor surat kabar Radar Bogor di Gedung Graha Pena, Jalan Abdullah bin Nuh, Taman Yasmin, Bogor Barat, Bogor, Jawa Barat, Senin, 8 Oktober 2012. Massa berseragam loreng oranye itu melakukan protes menyusul pemberitaan berjudul "Dunia Mengecam Pemuda Pancasila" pada edisi Senin, 1 Oktober 2012.

Ketua Majelis Pertimbangan Cabang Pemuda Pancasila Kota Bogor, M Beninu Argoebie, menilai pemberitaan tersebut sangat tendensius dan tidak sesuai fakta. Pemberitaan dpandang manipulatif, menyesatkan, dan sudah mengarahkan opini publik. Apalagi, berita dimuat di headline di koran lokal Group Jawa Pos ini.

"Kami menolak hak jawab. Bukan kami tidak tahu Undang-Undang Pokok Pers, namun kami paham ada yang salah dengan pemberitaan Radar Bogor itu," kata Beninu yang memimpin aksi demo tersebut.

Dia menuding Radar Bogor telah kebablasan dalam penayangkan berita. Dewan redaksi dinilai tidak menyajikan fakta, tapi lebih suka membuat berita tendensius dan sensasional. Pemuda Pancasila , kata dia, tidak menyalahkan Radar Bogor, namun hanya menuntut pertanggungjawaban Pememimpin Redaksi, Redaktur Pelaksana dan Redaktur Radar Bogor. "Karena telah dizolimi, maka kami menuntut pimpinannya meminta maaf."

Perwakilan Pimpinan Radar Bogor, Nihrawati AS menyampaikan permohonan maaf, terlebih jika pemberitaan Radar Bogor edisi Senin lalu itu telah melukai hati dan perasaan Ormas Pemuda Pancasila. "Kami atas nama perwakilan pimpinan Radar Bogor minta maaf," ujar Nihrawati yang berdiri di belakang barikade polisi.

Aksi demo bermula dari film "The Act of Killing" yang diputar di Festival Film Toronto. Film ini bercerita tentang situasi pasca Gerakan 30 September 1965. Pada film tersebut digambarkan pembunuhan terhadap sejumlah anggota PKI yang dilakukan para pemuda di Medan, termasuk oleh anggota Pemuda Pancasila.

Demo berakhir setelah adanya kesepakatan antara pimpinan Radar Bogor dan Ketua MPC Pemuda Pancasila, Beninu. Semula Pemuda Pancasila meminta lima butir, di mana salah satunya Radar Bogor harus meminta maaf di koran regional, namun setelah negoisasi disepakati, hanya di Radar Bogor dan koran regional. Sedangkana permintaan maaf di koran nasional diganti dengan pemberitaan kegiatan Pemuda Pancasila selama satu bulan di Radar Bogor dengan ukuran seperempat halaman.

Unjuk rasa sempat memanas, ketika salah satu pimpinan di Radar Bogor, Faturachman S Kanday, hendak menuju mobil massa. Tiba-tiba terjadi kericuhan. Faturachman dan massa sempat saling dorong. Situasi mereda, setelah Ketua MPC Pemuda Pancasila turun dari mobil dan meminta anggotanya duduk.

Kepolisian Resor Bogor Kota mengerahkan sebanyak 150 personil untuk mengamankan aksi demo yang berlangsung sejak pukul 14.00 hingga pukul 17.00 itu.

ARIHTA U SURBAKTI

Berita terkait

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

11 jam lalu

Dewan Pers Minta Wartawan yang Jadi Kontestan atau Tim Sukses di Pilkada 2024 Mundur

Insan media yang terlibat dalam kontestasi atau menjadi tim sukses pada Pilkada 2024 diminta mengundurkan diri sebagai wartawan

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

5 hari lalu

Dewan Pers Minta Kampus Taati Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Sengketa jurnalistik pers mahasiswa kini ditangani oleh Dewan Pers. Kampus diminta taati kerja sama penguatan dan perlindungan pers mahasiswa.

Baca Selengkapnya

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

5 hari lalu

Perkuat Kredibilitas Media Digital, AMSI dan RSF Luncurkan Journalism Trust Initiative

AMSI dan RSF meluncurkan program sertifikasi media bertajuk Journalism Trust Initiative di Indonesia untuk memperkuat kredibilitas media digital.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

20 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

22 hari lalu

Kronologi Penganiayaan Jurnalis Sukandi Ali oleh Prajurit TNI AL di Halmahera Selatan

Baru-baru ini terjadi penganiayaan jurnalis Sukandi Ali oleh 3 prajurit TNI AL di Halmahera Selatan, Maluku Utara. Begini kejadiannya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

27 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

30 hari lalu

3 Anggota TNI AL di Halmahera Selatan Lakukan Penganiayaan Jurnalis, Begini Kecaman dari Dewan Pers, AJI, dan KontraS

Penganiayaan jurnalis oleh 3 anggota TNI AL terjadi di Halmahera Selatan. Ini respons Dewan Pers, AJI, dan KontraS. Apa yang ditulis Sukadi?

Baca Selengkapnya

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

30 hari lalu

Dewan Pers dan Kemendikbudristek Teken Perjanjian Penguatan dan Perlindungan Pers Mahasiswa

Dengan perjanjian kerja sama ini, semua sengketa pemberitaan pers mahasiswa akan ditangani seperti layaknya pers umum, yaitu melalui Dewan Pers.

Baca Selengkapnya

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

31 hari lalu

Tempo Sebut Bahlil Sebarkan Misinformasi Putusan Dewan Pers

Dewan Pers menilai substansi liputan Tempo tentang permainan pencabutan Izin Usaha pertambangan (IUP) tak melanggar etik.

Baca Selengkapnya

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

31 hari lalu

Dewan Pers Ungkap Kronologi Penganiayaan Jurnalis oleh TNI AL: Dipukul hingga Dicambuk Selang

Dewan Pers mengungkap motif penganiayaan oleh 3 anggota TNI AL itu. Korban dipaksa menandatangani 2 surat jika penganiayaan ingin dihentikan.

Baca Selengkapnya