Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. TEMPO/STR/Wisnu Agung Prasetyo
TEMPO.CO, Jakarta -- Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama menyatakan anggaran perjamuan gubernur dan wakil gubernur akan segera dipangkas. Menurut dia, anggaran perjamuan tahunan itu terlalu besar. "Untuk menjamu saja masak dianggarkan Rp 5 miliar," katanya di Jakarta, Jumat, 2 November 2012.
Menurut Basuki, anggaran perjamuan sebesar Rp 5 miliar terlalu berlebihan. Dia sendiri mempertanyakan aliran uang perjamuan itu. "Sekarang ke mana saja uang Rp 5 miliar itu?" kata dia.
Basuki mengatakan, uang membeli satu bungkus nasi untuk menjamu para tamunya secara logika tidak besar. "Kita mau tipu seperti apa memang, makanan kan sudah jelas. Palingan Rp 20 ribu satu bungkus," ujarnya. Dengan anggaran yang sangat besar itu, dia melihat adanya pemborosan.
Basuki mengatakan, untuk menjamu 1.000 orang pun hanya membutuhkan dana Rp 20 juta. Karena itu, ujar dia, anggaran jamuan akan dipangkas untuk menghemat anggaran. "Memang mau jamuan yang seperti apa sampai Rp 5 miliar itu," kata dia.
Menurut Basuki, pemerintah kesulitan mengawasi potensi kebocoran anggaran itu. Karena itu, dia berencana mengatur ulang perangkat rumah tangga gubernur dan wakil gubernur agar anggaran lebih efisien dan mudah diawasi. "Karena sekarang ini pecahnya terlalu banyak untuk setiap kegiatan," ujarnya.
Basuki juga menyatakan akan menyelidiki di mana letak kebocoran anggaran uang jamuan tersebut. "Saya mau cari di mana saja celah-celahnya, ke mana saja mengalirnya," kata dia.
Meski begitu, Basuki menyatakan tidak akan menghapus anggaran itu sama sekali. Soalnya, dia menilai wajar jika gubernur dan wakil gubernur menjamu tamunya dengan menyediakan makan. "Wajar, kan, jika ada tamu yang datang lalu dibelikan nasi bungkus untuk menjamu," ujarnya.