Aksi Sopir Angkutan Tak Libatkan Organda DKI  

Reporter

Editor

Suseno TNR

Selasa, 20 November 2012 13:44 WIB

Pengemudi angkot berunjuk rasa di depan Balaikota DKI Jakarta, (20/11). Mereka menolak Perda No. 3 tahun 2012 tentang Retribusi Daerah dan Raperda tentang transportasi. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta menegaskan, aksi unjuk rasa yang digelar sopir angkutan di Jakarta tidak melibatkan organisasi pengusaha angkutan. Ketua Organda DKI, Sudirman, mengatakan aksi kali ini digerakkan oleh Forum Dewan Pimpinan Unit yang memang tidak secara resmi meminta persetujuan dari Organda DKI. "Namun, semangat mereka sama dengan kami," kata Sudirman kepada Tempo, Selasa, 20 November 2012.

Sopir angkutan menuntut Gubernur Joko Widodo mencabut Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah. Tuntutan itu sama seperti agenda yang yang diusung oleh Organda DKI. Sebab, aturan itu memberatkan anggota, terutama kenaikan retribusi terhadap angkutan umum yang memasuki terminal. "Tadinya bayar Rp 100 menjadi Rp 1.000 sekali masuk untuk bus kecil dan bus sedang," katanya. "Ini sangat memberatkan."

Sudirman mengatakan, peraturan restribusi itu ditetapkan tanpa melibatkan Organda. Padahal, ada poin-poin tertentu dalam peraturan itu yang dinilai tidak adil untuk Koperasi Wahana Kalpika (KWK).

Lalu, rancangan peraturan daerah yang tengah digodok menggantikan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2003 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, juga dinilai tidak masuk akal. Karena, di salah satu poinnya disebutkan akan menggantikan bus kecil atau mikrolet dengan bus sedang.

Organda telah menyampaikan keberatan ini kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta pekan lalu. Dia mengatakan, rancangan itu tidak mungkin diterima. "Pasalnya, mereka akan menggantikan empat unit bus kecil menjadi satu bus sedang. Alasannya, untuk mengurai kemacetan," katanya.

Ada tiga alasan mengapa Organda DKI menolak rancangan yang memberatkan angkutan umum itu. Dia memaparkan, KWK sebenarnya dimiliki perorangan, sehingga sulit untuk menerapkan hal seperti itu. Alasan lainnya, mikrolet bisa menjangkau warga di permukiman yang sebenarnya tidak dapat dilakukan oleh bus sedang. Yang terpenting, aturan itu jika disahkan jelas akan mematikan usaha kecil, seperti mikrolet.

"Jadi, kami menolak rancangan peraturan daerah itu. Ini sangat memberatkan kami," ujar dia.

Sementara itu, Ketua Sarana dan Prasarana Organda, Rudy T.H Mihardja, mempertanyakan soal pemberian retribusi kepada angkutan umum itu. "Masak yang melaksanakan pelayanan publik dikenakan retribusi?" katanya.

Dia menjelaskan, KWK muncul karena kerja sama antara pemerintah daerah dan swasta atau public private partnership (PPP). Pemerintah daerah dinilai tidak mampu untuk melaksanakan pelayanan publik sehingga menggandeng swasta. Dalam kenyataannya, kata Rudy, angkutan umum di bawah wadah KWK ini mencari nafkah sendiri. "Sekarang pemerintah daerah malah mau ambil untung. Ini aneh," ujar dia.

Meski besaran retribusi tidak seberapa, menurut dia, mesti jelas apakah retribusi ini benar atau tidak untuk diterapkan. Dia pun menganggap aksi yang dilakukan pada Selasa ini wajar, karena pemerintah daerah selama ini dinilai tidak adil.

SUTJI DECILYA

Terpopuler:

Komite Daging Sapi Minta Bantuan Jokowi

Demo Organda, Jokowi Didesak Cabut Raperda

Lama Menghilang, Pria Ini Tinggal Kerangka

Banjir Kampung Pulo, Sebagian Besar Warga Bertahan

Pedagang Mogok, Peternakan Sapi Merugi

Injak Kulit Pisang, Anak 5 Tahun Tewas di Ciliwung

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

5 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

11 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

12 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

13 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

18 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

19 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

19 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

19 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

19 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

48 hari lalu

Suasana Gedung KPU Sehari Setelah Penetapan Hasil Pemilu: Jalan Sudah Dibuka, Tak Ada Demo

Begini suasana di kawasan Gedung KPU RI sehari setelah penetapan hasil Pemilu 2024.

Baca Selengkapnya