Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta--Koran Tempo Ahad, 25 November 2012 menulis kegiatan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama seharian. Pagi bermula dari rumah di Jakarta Utara.
Penampilan rumah Ahok sederhana. Tidak sebesar rumah-rumah gedongan di Pondok Indah. Temboknya putih. Di sudut halaman ada dua sepeda kecil milik anak bungsu Ahok, Daud Albeenner, 6 tahun. Pohon mangga berukuran besar yang terletak di sisi kanan pagar memberikan keteduhan.
Beberapa saat kemudian, mobil dinas Ahok, Toyota Land Cruiser, datang. Mobil itu diinapkan di sebuah tempat, tak jauh dari kediamannya. Tidak lama, dengan seragam dinas cokelat muda, Ahok keluar rumah dengan tergesa. "Ayo ngobrol di mobil saja, tidak sempat lagi, harus gerak cepat," ujarnya.
Ahok membuka lebar jendela mobilnya. Ia menyapa semua orang yang dilewatinya. Warga sekitar kebanyakan tidak menyapanya dengan panggilan "pak", melainkan "Hok". Bahkan beberapa orang yang sedang lari pagi menyapa dia dengan kalimat, "Woi, berangkat lu.”
Ahok, yang sudah tinggal di Muara Karang selama 28 tahun, menutup jendela mobilnya saat akan mulai makan kwetiau buatan istrinya, Veronica. "Sorry, ya, sambil makan," katanya.
Kwetiau adalah sarapan ronde kedua. Sarapan pertama dan favoritnya selama 20 tahun adalah bubur gandum yang dicampur dengan dua sendok gula aren. Ia memakannya setelah olahraga senam jantung selama 10 menit.