Seorang warga memasukan kertas suara ke dalam kotak suara saat pencoblosan pemilihan kepada daerah kabupaten Tangerang di salah satu tempat pemungutan suara di kawasan Kosambi, Tangerang, Banten, Minggu (9/12). TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
TEMPO.CO, Tangerang - Masyarakat Kabupaten Tangerang mempertanyakan anggaran Rp 60 miliar yang digunakan Komisi Pemilihan Umum Daerah untuk menggelar pilkada di kabupaten itu. Pertanyaan tersebut muncul setelah tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilihan itu sangat rendah. Salah satu pihak yang mempertanyakan anggaran itu adalah Ketua DPD PDIP Ribka Tjiptaning. "Kami meminta agar BPK mengaudit penggunaan anggara pilkada itu," ujar Ribka.
Dari 1.951.387 pemilih yang terdaftar di KPU, hanya 60 persen yang menggunakan hak pilih mereka. Sisanya tidak memberikan pilihan alias golput. Padahal, KPU sebelumnya menargetkan pemilihan kepala daerah 2012 ini diikuti 80 persen pemilih. "Kami siap mempertanggungjawabkan penggunaan dana pemilu itu," kata Ketua KPU Kabupaten Tangerang Jamaludin, Selasa, 11 Desember 2012.
Menurut Jamaludin, data terperinci tentang penggunaan anggaran semua sudah tercatat dengan baik. Bahkan, KPU Kabupaten Tangerang secara berkala melaporkan penggunaan anggaran ke Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tangerang. Ketua DPRD Kabupaten Tangerang, Amran Arifin, membenarkan bahwa lembaganya memang menerima laporan penggunaan anggaran KPU Kabupaten Tangerang secara bertahap.
Mengenai rendahnya tingkat partisipasi masyarakat, Jamaludin menyatakan, itu bukan kesalahan KPU. "Tapi minat pemilih untuk datang ke tempat pemungutan suara memang rendah," ujarnya. "KPU tidak mungkin memaksa mereka untuk datang ke TPS."
Pokja Pengarah Pemilih KPU Kabupaten Tangerang, Hasan Mustopi, menambahkan, kegagalan KPU dalam meningkatkan partisipasi pemilih disebabkan oleh sosisalisasi yang belum optimal, autentifikasi data pemilih yang tidak akurat karena masih ada pemilih ganda, dan banyak warga yang tidak terdata. "Indikasi itu sudah terlihat sejak tahap awal," katanya.
Faktor yang cukup signifikan adalah figur kandidat yang bagi pemilih tidak menarik sehingga membuat masyarakat enggan datang ke TPS untuk menggunakan hak pilihnya.