TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mengatakan, Gubernur DKI Joko Widodo ingin memberikan pekerjaan pembersihan sampah di sungai-sungai di Ibu Kota kepada para pemulung. Sebab, menurut Ahok, pekerjaan kontraktor yang membersihkan sampah selama ini tidak memuaskan. Kali tetap kotor dan penuh sampah.
Menurut dia, kontraktor sering berdalih jika ditanya soal kebersihan sungai. Kontraktor selalu mengatakan sungai kotor. “Mereka bilang sampahnya sudah diangkut Pak, tapi sampah datang lagi. Mereka enggak jelas," kata dia, di Monas, usai apel gelar pasukan Polda Metro Jaya untuk Operasi Lilin 2012, Jumat, 21 Desember 2012.
Melihat kondisi tersebut, ide menyerahkan persoalan sampah ke pemulung pun muncul. "Saya bilang pemulung saja tiap hari kerjanya gitu mau kok. Kalau kamu kasih gaji ke pemulung tawarin mereka, pemulung senang," kata Ahok.
Ahok mengatakan, jika pekerjaan itu diberikan kepada pemulung, masalah sampah bisa lebih cepat diatasi dan menghemat biaya. Menurut Ahok, kalau dikerjakan oleh 2.000 orang saja dengan gaji Rp 2 juta per bulan, hanya butuh anggaran Rp 48 miliar dalam setahun. Biaya ini lebih murah dibandingkan dengan anggaran Rp 90 miliar per tahun--seperti selama ini---untuk membersihkan sampah namun tak berhasil.
Ahok membayangkan sistemnya adalah per satu kilometer sungai akan dibersihkan oleh dua pemulung. Pengawasan pun lebih mudah. "Kita komplainnya gampang, kilometer ini sampai ini siapa yang membersihkan dan wilayah siapa. Ini jelas. Kalau sekarang kan enggak jelas."
Dengan cara ini, dia yakin sungai di Jakarta akan bersih. "Pak Gubernur Jokowi ingin seperti itu," ujarnya.