Anak Ini Rela Dicambuk Demi Rupiah  

Rabu, 2 Januari 2013 10:22 WIB

Kuda Lumping pada acara Banyumas ekstravaganza dalam rangka memperingati HUT Banyumas ke-480, (7/4). Karnaval kebudayaan lokal Banyumas ini mengetengahkan seluruh kebudayaan yang hampir punah. Tempo/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Cetar! Suara cambuk membahana di lapangan depan Museum Fatahillah, Kota Tua, Jakarta Barat. Iring-iringan gamelan mengiringi atraksi serupa akrobat. Yang unik, para pelakunya beberapa pria dengan beragam usia. Ada yang berusia 20-an hingga bocah kelas 2 SD.

Mereka beratraksi jungkir balik, makan beling, membuat piramida manusia dan salto jumpalitan. Sambil berakrobat, cambuk terus disabet ke sana ke mari. Beberapa kali cambuk mengenai tubuh dan wajah mereka. Setiap kali terkena, mereka meringis kesakitan, tapi terus menari.

Begitulah kelompok seni kuda lumping Putra Buana Muda mengemas pertunjukan hiburan mereka. Grup kesenian tradisional yang dipimpin Amron, 73 tahun, itu tampil setiap akhir pekan atau hari libur di Kota Tua, Muara Angke.

Mereka hanya manggung saat hari libur. Soalnya para pemain kuda lumping yang masih anak-anak harus tetap bersekolah di Bekasi, tempat tinggal mereka.

Kelompok kuda lumping ini beranggotakan 30 orang. "Semuanya keluarga, anak, menantu, cucu, dan keponakan," tutur Amron usai pertunjukan pertama pada Selasa, 1 Januari 2013.

Bocah terkecil dalam kelompok itu, Tole Hermanto, baru duduk di kelas 2 SD. Dia adalah anak bungsu Amron. Ketika ditanya apakah itu cambuk betulan, dengan lantang dia menjawab, "Beneran, masak bohongan," kata si bocah sambil terkekeh.

Dengan polos dia mengatakan sudah biasa disabet cambuk sejak kecil. "Dulu sih sakit, tapi sekarang enggak. Sudah biasa," katanya.

Amron mengatakan, Tole sudah diajari atraksi kuda lumping sejak umur tiga tahun. Pada awalnya dia diajari main gamelan. Baru sedikit-sedikit, belajar akrobat, cambuk, dan debus. Tole kini sudah bisa berjalan dengan tangan atau salto ke belakang, tetapi dia belum diizinkan menelan api atau beling.

Setiap kali bermain, Yuli, 20 tahun, anak perempuan Amron akan mengedarkan baskom untuk meminta bayaran dari penonton, seikhlasnya. "Dapatnya enggak tentu, kadang Rp 60.000, kadang bisa sampai Rp 300.000," katanya. Musuh utama mereka satu, cuaca.

Jika hujan turun seperti hari ini, pertunjukan bisa bubar tiba-tiba. Malam tahun baru kemarin, mereka juga batal tampil karena hujan.

Atraksi kelompok itu kadang diselipi dialog dengan banyak umpatan. Tapi, toh, penonton yang jumlahnya ratusan itu tetap tertawa. "Seru, atraksinya menghibur," kata tiga remaja yang menonton bersama: Tuti Alawiyah, Siti Julaiha, dan Siti Rahayu. Mereka mengaku sudah beberapa kali menonton pertunjukan itu di Kota dan Muara Angke.

ANGGRITA DESYANI

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

17 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

53 hari lalu

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

56 hari lalu

Menjelajah Joyland Festival Bali 2024, Destinasi Wisata yang Inklusif dan Ramah Keluarga

Berikut keseruan Joyland Festival Bali 2024 yang insklusif dan ramah keluarga dengan menghadirkan stan White Peacock hingga pilihan panggung musik.

Baca Selengkapnya

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

16 Februari 2024

Begini Cara Kerja TPS 3R yang Mampu Mengolah 50 Ton Sampah Per Hari

Pengolahan sampah berbasis reduce-reuse-recycle atau yang populer disebut TPS 3R bisa mengolah sekitar 50 ton sampah per hari.

Baca Selengkapnya

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

15 Januari 2024

Butet Kartaredjasa Kritik Pemprov DKI yang Naikkan Harga Sewa Gedung Pertunjukan

Seniman Butet Kartaredjasa mempertanyakan alasan kenaikan harga gedung pertunjukan di DKI Jakarta

Baca Selengkapnya

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

5 Desember 2023

Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan dalam Debat Capres-Cawapres, Begini Respons Budayawan dan Pekerja Seni

Lima tema debat capres-cawapres telah disampaikan KPU, tak ada tema soal kesenian dan kebudayaan. Begini respons budayawan dan pekerja seni.

Baca Selengkapnya

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

5 Desember 2023

Debat Capres-Cawapres Pilpres 2024 Tak Ada Tema Kesenian dan Kebudayaan, Akmal Nasery Basral: Kerugian Besar Bangsa Ini

Sastrawan Akmal Naseri Basral memberikan catatan tak adanya tema kebudayaan dankesenian dalam debat capres-cawapres pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

22 Agustus 2023

Pemerintah Bone dan Aparat Bubarkan Paksa Pementasan Seni Bissu

Panitia menyebut Gubernur Sulawesi menyekal bissu sehingga penampilan seni monolog "Rindu Bissu" pun dilarang.

Baca Selengkapnya

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

4 Juli 2023

Sejarah Adu Domba Garut, Kesenian Tradisional asal Jawa Barat

Domba Garut yang memiliki ciri khas pada fisiknya sering diikut sertakan dalam kontes atau diadu. Inilah asal usulnya.

Baca Selengkapnya

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

24 Februari 2023

WM Mann Scholarship, Beasiswa Seni Pertunjukan di Skotlandia Khusus Mahasiswa Indonesia

Royal Conservatoire of Scotland dan WM Mann Foundation menawarkan beasiswa pascasarjana khusus mahasiswa Indonesia di bidang seni pertunjukan.

Baca Selengkapnya