Jakarta Waspadai Puncak Pasang Purnama 27 Januari

Reporter

Editor

Eni Saeni

Jumat, 25 Januari 2013 19:45 WIB

Seorang warga pengungsi korban banjir mencuci pakaiannya di atas kapal polairut yang bersandar di perairan Muara Baru - Penjaringan, Jakarta Utara, (25/01). Tempo/Amston Probel

TEMPO.CO, Bandung -- Profesor Riset Astronomi Astrofisika Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, menyatakan puncak pasang yang akan terjadi pada bulan purnama, 27 Januari 2013, di Jakarta harus diwaspadai. "Apalagi jika ada efek gabungan dengan efek cuaca buruk, baik di laut maupun di darat,” ucap Thomas di Bandung, Jumat, 25 Januari 2013.

Menurut Thomas, melihat keadaan Jakarta saat ini, belum bisa diprediksi apakah akan terjadi banjir yang lebih besar atau tidak. Alasannya, kondisi cuaca sangat dinamis dan baru bisa dilihat beberapa saat menjelang 27 Januari 2013. “Jika saat itu curah hujan tinggi, maka berpotensi menimbulkan banjir. Tapi, jika tidak, Jakarta aman-aman saja,” ujar Thomas.

Thomas menjelaskan, kondisi pada 27 Januari 2013 nanti diprediksi tidak akan separah kondisi pada 17 Januari 2013, saat banjir bandang melanda Ibu Kota. Sebab, kondisi pada 17 Januari 2013 itu, selain ada monsoon, ada tekanan rendah di Selatan Sumatera sehingga kecenderungan awan itu stasioner ke daerah Jawa bagian barat.

Pertemuan antara angin dari utara dan selatan yang dipengaruhi oleh daerah tekanan rendah di selatan Sumatera mampu menahan awan tebal, bertahan lama di sekitar Jawa bagian barat. “Akibatnya, hujan berkepanjangan yang secara kumulatif cukup untuk membanjiri Jakarta,” kata Thomas.

Kondisi saat ini, kata Thomas, awan memang sangat aktif terbentuk akibat monsoon Indo-Australia. Walaupun ada hujan yang cukup besar, itu cenderung tidak terlalu lama sehingga ada kecenderungan jumlah massa air yang turun secara kumulatif tidak sebanyak pada 17 Januari 2013. "Efek pasang pada fase bulan purnama akan maksimal mulai 26 Januari hingga 29 Januari 2013," katanya.

Dosen Kelompok Keahlian Tata Surya Program Studi Astronomi Institut Teknologi Bandung (ITB), Moedji Raharto, menambahkan, fase bulan purnama akan dialami juga pada 10 Februari dan 26 Februari 2013. Efek bulan purnama akan meningkatkan pasang air laut karena gravitasi bulan-matahari berada pada satu garis. “Pada masa bulan purnama, air pasang akan lebih tinggi daripada biasanya,” ucap Moedji.

Moedji menyatakan, efek pasang surut maksimal ini merupakan peristiwa rutin setiap dua minggu sekali. Namun, hal ini menjadi berbeda ketika efek pasang disebabkan oleh bulan purnama digabung dengan efek dari curah hujan yang lebat. "Kerja efek pasang itu dipengaruhi oleh massa dan jarak. Jika jarak bulan semakin dekat ke bumi, gaya pasang surutnya menjadi lebih kuat," katanya.




SELLY ASTARI OCTAVIANI | ENI S.

Berita terkait

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

25 hari lalu

63 Tahun Bank DKI, Profil Bank Peraih The Best Performance Bank untuk Kategori BPD 2023

Bank DKI merupakan bank yang memiliki status BUMD. Didirikan sejak 11 April 1961, kepemilikan saham Bank DKI dipegang Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

32 hari lalu

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

40 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

42 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

52 hari lalu

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.

Baca Selengkapnya

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

6 Maret 2024

Uji Coba Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta, Bagaimana Mekanismenya?

Bagaimana mekanisme penerapan tiket berbasis akun atau Account Based Ticketing di MRT, LRT, dan Transjakarta?

Baca Selengkapnya

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

5 Maret 2024

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

2 Maret 2024

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.

Baca Selengkapnya

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

2 Maret 2024

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

1 Maret 2024

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.

Baca Selengkapnya