Sejumlah kendaraan bermotor berusaha melintasi luapan air yang menggenangi jalan KH Syafii dikawasan Jatinegara, Jakarta, Selasa (15/1). Hujan yang mengguyur Jakarta dan Bogor, mengakibatkan meluapnya air sehingga merendam ratusan rumah dibantaran sungai Ciliwung. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Dalam beberapa hari sepanjang Februari 2013, hujan dengan intensitas mencapai 50-100 milimeter per hari bakal mengguyur Jakarta. Kepala Bidang Pengkajian Penerapan Teknologi Pembuatan Hujan, Tri Handoko Seto, mengatakan curah hujan seperti ini akan menciptakan genangan di Jakarta. "Dengan kondisi tanah Jakarta, pasti akan terjadi genangan," kata Seto, Jumat, 1 Februari 2013.
BPPT mengadakan modifikasi cuaca setiap hari sampai Maret mendatang agar hujan besar tidak datang ke Jakarta dan sekitarnya. Upaya ini dilakukan untuk mencegah banjir besar Jakarta yang terjadi pada 17 Januari 2013 lalu kembali terulang. (Baca: Curah Hujan Jakarta Akan Naik Lagi Bulan Ini)
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNBP) menyatakan program rekayasa hujan senilai Rp 13 miliar dari posnya berlangsung selama dua bulan pda 26 Januari-25 Maret 2013. Proyek rekayasa hujan ini hasil kerja sama pihaknya dengan BPPT. (Baca: Modifikasi Hujan Jakarta Pernah Sukses di Beijing)
Bagaimana modifikasi cuaca ini dilakukan? Empat pesawat terbang, yaitu satu Hercules C-130 TNI AU dan tiga pesawat CASA 212-200, dikerahkan untuk mempercepat awan menjadi hujan. Keempat pesawat tersebut terbang setiap hari dengan menjatuhkan hujan buatan sekaligus mendistribusikan hujan tersebut di luar area rawan banjir, contohnya dialihkan ke laut. (Baca: Ini Syarat agar Modifikasi Hujan Jakarta Berhasil)
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
2 Maret 2024
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.