Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menunjukan wajah yang murung saat meninjau lokasi tanggul jebol di kawasan Latuharhary, Jakarta, Jumat (18/1)3. Sulitnya medan dan hujan yang terus mengguyur menyulitkan proses perbaikan tanggul yang juga menggerus tanah di bawah rel kereta api tersebut. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan dengan intensitas tinggi selama beberapa jam menyebabkan banjir kembali melanda sejumlah titik di Jakarta, Rabu, 6 Februari 2013. Sistem drainase tak mampu menampung debit air yang masuk. Ternyata tanggul Latuharhari juga mengalami kebocoran kala menahan air dari Kanal Banjir Barat. (Baca: Hujan 2 Jam, Jakarta Terendam. Mengapa?)
Pantauan Tempo pada Jumat, 8 Februari 2013, kondisi tanggul Latuharhari saat ini tidak dalam keadaan rusak meski sempat jebol pertengahan Januari 2013. Hanya saja, air tetap merembes melalui pori-pori tanggul. Air merembes jika ketinggian air naik dan diikuti hujan besar. (Baca: Jokowi: Banjir Jakarta Dipicu Drainase Bermasalah)
Menurut Alif, salah seorang pekerja perbaikan tanggul, tekanan air saat hujan Rabu, 6 Februari 2013 kemarin cukup besar karena ketinggian kali naik. Ini sebabnya tanggul tak mampu sepenuhnya menahan beban air. "Jadi, kemarin memang merembes, tapi tidak sampai merusak tanggul," ujarnya. Saat ini, tanggul tersebut masih tetap diperkuat dengan sejumlah material seperti pasir. (Baca: Ahok: Tanggul Latuharhary Masih Bocor)
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
56 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.