Jokowi Diminta Tidak Dampingi Kampanye Rieke  

Reporter

Minggu, 17 Februari 2013 14:34 WIB

Jokowi ikut mendampingi Rieke Diah Pitaloka, Teten Masduki, dan Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pereira (Kanan) di kereta Argo Parahyangan untuk berkampanye terbuka dalam Pilkada Jawa Barat 2013 di Bandung. TEMPO/Dhemas Reviyanto

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Yoga, mendesak pemerintah pusat menerbitkan aturan larangan cuti kepala daerah untuk kepentingan politik tertentu. "Kalau sudah terpilih, itu bukan milik partai lagi, tapi milik warga," kata Nirwono, Ahad, 17 Februari 2013. "Maka dahulukan persoalan warga sendiri, bukan daerah lain."

Desakan ini menanggapi cuti Gubernur Joko Widodo yang sengaja meninggalkan urusan DKI selama akhir pekan. Alasan Jokowi, sapaan Joko Widodo, untuk mendampingi kampanye pasangan Rieke Diah Pitaloka-Teten Masduki pada pemilihan Gubernur Jawa Barat 2013. Seperti Jokowi, Rieke-Teten diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan PDIP.

"Seharusnya tidak boleh, tapi memang aturannya belum ada," kata dia.

Nirwono beranggapan, aturan baku dari pemerintah pusat yang melarang kepala daerah berbaur dalam kegiatan kampanye daerah lain perlu segera diberlakukan. Sebab, dengan aturan itu, kepala daerah dapat bebas dari kepentingan partai dan fokus pada daerahnya. "Dan yang lebih penting bebas dari interes kepentingan partai tertentu," kata dia.

Dia juga melihat model kampanye bergaya blusukan Jokowi pada saat memenangi pemilihan Gubernur DKI Jakarta belum tentu cocok diterapkan di Jawa Barat. Dengan demikian, izin cuti Jokowi belum pasti juga berdampak positif di Pilkada Jawa Barat. "Di Jakarta bisa menang, hasil sama belum tentu terjadi di Jawa Barat," kata Nirwono. "Ini kan sudah beda provinsi dan wilayah."

Lebih lanjut, Nirwono melihat ada tiga poin keunggulan bila kepala daerah melepaskan atribut kebesaran partai waktu memimpin pemerintahan. Pertama, lebih fokus pada pekerjaan, sehingga mampu melayani masyarakat dengan baik. "Selama masih diatur partai, ya sulit memberikan pelayanan optimal," kata dia.

Kedua, terhindar dari kepentingan partai. Dan ketiga, menjadi pengayom yang baik bagi semua lapisan masyarakat. Baik yang berasal dari partai politik maupun elemen lainnya. "Dengan jabatan itu, harus netral dan milik warga, bukan milik partai lagi," ujarnya.

Nirwono berharap, desakan itu dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat dan partai politik. Jika seorang kader partai terpilih sebagai kepala daerah, atribut partai mesti dilepas. "Harus ada keberanian untuk mengubah. Bila terpilih, sudah bukan milik partai lagi sehingga tidak diatur partai," kata dia.

JAYADI SUPRIADIN

Berita Lain:

Jokowi Akan Subsidi Tarif Kapal Waterway
Anas Dicopot dari Kursi Wali Kota, Anak Buah Kaget
Alasan Jokowi Mutasi Pejabat Balai Kota
Anas Effendi Tanyakan Salahnya Ke Ahok
Petisi Tolak Jokowi Bangun 6 Ruas Tol Kota

Berita terkait

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

8 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

12 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

15 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

18 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

1 hari lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

1 hari lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya