Penumpang yang akan naik KRL Jabotabek berbaris saat kereta tiba di Stasiun Manggarai, Jakarta. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Depok -- Nahas bagi dua anggota Brigade Mobil yang berjaga di Stasiun Depok Lama. Mereka menjadi bulan-bulanan ratusan penumpang kereta api yang tersinggung karena disuruh turun dari atap kereta ekonomi non-AC jurusan Jakarta-Bogor. Tiga anggota Brimob lainnya berhasil melepaskan diri dan kabur.
"Awalnya ada penumpang yang ditonjok satu orang Brimob, semuanya langsung marah dan mengeroyok Brimob," kata seorang saksi mata yang juga penumpang kereta itu, Sigit, 37 tahun, kepada Tempo, Kamis malam, 28 Februari 2013.
Menurut warga Cibinong itu, kejadian ini bermula ketika dua anggota Brimob dan TNI meminta penumpang di atas kereta yang masuk dari Jakarta turun. Satu penumpang yang turun sempat ngomel panjang. "Namanya juga penuh, Pak," katanya. Entah karena apa, salah seorang anggota Brimob langsung menonjok penumpang yang mengomel itu. "Penumpang yang ditonjok langsung bilang, 'Tembak saja saya'," kata Sigit mengutip perkataan penumpang tersebut.
Mendengar kata-kata itu, petugas Brimob yang marah langsung melepas tembakan peringatan ke atas. Sontak, ratusan penumpang, baik yang di atap maupun di dalam kereta melompat dan protes. Massa penumpang langsung mengeroyok kedua anggota Brimob itu. "Mereka diinjak dan ditendang," kata Sigit.
Beruntung, dua petugas Brimob itu belakangan bisa meloloskan diri dan lari dari kerumunan massa. Mereka sempat dikejar oleh penumpang sampai di depan loket penjualan tiket kereta api. "Massa berhenti sampai di depan loket," katanya. Setelah itu, para penumpang kembali ke kereta dan meminta masinis melanjutkan perjalanan.
Ketika kereta berjalan beberapa meter, petugas Brimob kembali melepaskan tembakan peringatan. Mendengar itu, penumpang kembali turun dan mengejar polisi sampai ke depan loket. "Seperti tawuran saja. Kejadiannya selama 30 menit," katanya. Sebuah kereta KRL Commuter Line sempat jadi sasaran kemarahan massa. Kereta itu dilempari batu.
