Kartu Jakarta Sehat dan alat geseknya di Puskesmas Kelurahan Tambora di Jalan Tambora, Jakarta, Rabu (28/11). TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta Pusat, CH Soejono, menyatakan setelah diberlakukannya program Kartu Jakarta Sehat (KJS), jumlah kunjungan pasien mengalami kenaikan signifikan. "Pokoknya 80 persen kelas tiga pasti penuh," ujar Soejono, Jumat, 1 Maret 2013.
Antusias warga Jakarta untuk menggunakan fasilitas KJS cukup tinggi. Mereka berduyun-duyun pergi ke rumah sakit terbesar di Jakarta itu meskipun penyakit yang mereka derita cukup ringan. "Pilek saja ke RSCM. Apakah tidak bisa ke puskesmas atau ke rumah sakit daerah setempat," ujarnya.
Lonjakan itu belum dibarengi penambahan ruang inap yang memadai sehingga pasien terpaksa menggunakan fasilitas rumah sakit meskipun jaraknya berdekatan. "Mau bagaimana lagi? Masak harus berdempetan? Bagaimana dokter bisa bekerja?" kata dia.
Akibat melonjaknya pasien, rata-rata pasien stag (tertahan) di Instalasi Gawat Darurat (IGD) mencapai 30-40 persen per hari. Bahkan, tak jarang pihak RSCM melakukan rujukan ke rumah sakit lain, meskipun berujung penolakan dari pasien. "Aneh juga mereka malah enggan untuk dipindah," ujarnya.
Dalam catatannya, sejak diberlakukan KJS, rata-rata jumlah pasien mencapai 3.100 per hari. Dari jumlah itu, sekitar 68-70 persen di antaranya merupakan pasien warga Jakarta, yang mayoritas menggunakan fasilitas KJS, dengan Jakarta Timur memegang juara terbanyak pemasok pasien. "Untuk daerah lainnya hampir merata," kata dia.
Perinciannya Oktober 2.889 pasien, November 5.358 pasien, sedangkan Desember mencapai 7.036. "Belum termasuk data Januari hingga Februari yang belum kami rekap," kata dia.