Vila Liar Bertarif Mahal, Bebas Pajak

Reporter

Editor

Muchamad Nafi

Senin, 4 Maret 2013 16:13 WIB

Villa mewah di kawasan Tugu Utara, Puncak, Bogor, Jawa Barat. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Bogor - Puluhan vila tampak dengan megah berjejer di sepanjang jalan Desa Gunung Sari, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Ada vila Pakis Asri, Rasamala Resort, Kawah Ratu, Saung Lokapurna, Bintang, The Michael Resort, CMS, dan banyak lagi. Sebagian besar disewakan dengan tarif paling murah Rp 500 ribu per malam per kamar. "Sabtu-Minggu atau hari libur bisa lebih mahal lagi dan biasanya sudah penuh," ujar salah satu penjaga Vila Pakis Asri, sebut saja Rudi, kepada Tempo, pertengahan Februari lalu.

Di Lokapurna, sebutan area lahan garap para veteran yang berada di zona inti Taman Nasional Gunung Halimun-Salak, berdiri sekitar 200 vila. Pemiliknya beragam, dari pengusaha, artis, politikus, wakil rakyat, hingga mantan jenderal. Meski jelas ilegal, mereka tetap bebas berdiri, terus membangun, dan seenaknya mengkomersialkannya. Bahkan ada yang terang-terangan mengiklankan.

Para pelaku bisnis vila di Lokapurna dimanja dengan pembebasan pajak. Pemerintah Kabupaten Bogor tidak pernah menarik pajak atau retribusi penyewaan vila. "Kami tidak memungut retribusi penyewaan vila di sana," kata Bupati Bogor Rachmat Yasin.

Alasannya, seluruh vila di sana adalah ilegal. Sehingga jika menarik retribusi akan dianggap melegalkan keberadaan mereka. "Kami dirugikan, tapi bagaimana lagi, vila-vila itu ilegal," katanya. Ia memastikan tidak ada satu pun vila di Lokapurna yang memiliki IMB. "Karena status lahannya tidak memenuhi syarat untuk memperoleh IMB."

Meski jelas berdiri di tanah terlarang, tidak memiliki IMB, dan mengkomersialkan tanpa bayar pajak, toh Pemerintah Kabupaten Bogor tetap tidak bisa berbuat apa-apa. Rachmat mengatakan, penertiban vila liar di Lokapurna bukan kewenangannya. "Itu tanggung jawab Menteri Kehutanan."

Tim investigasi majalah Tempo edisi Senin, 4 Maret 2013, menemukan ratusan vila berdiri di zona inti Taman Nasional Gunung Halimun-Salak. Keberadaan ratusan vila di area konservasi hulu Sungai Cisadane ini ditengarai sebagai salah satu penyebab banjir yang merendam Jakarta dan sekitarnya pada Januari lalu.

TIM INVESTIGASI TEMPO

Baca juga:
Banjir Jakarta, Puncak Menolak Disalahkan
Longsor Puncak Akibat Alih Fungsi Lahan
Ratusan Vila Berdiri di Taman Nasional
Tak Boleh Ada Vila di Taman Nasional Gunung Halimun

Berita terkait

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

32 hari lalu

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

40 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

42 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

52 hari lalu

Status Pintu Air di DKI Siaga 3, BPBD Imbau Warga Waspada Banjir

BPBD DKI Jakarta memperingatkan perihal peningkatan status siaga genangan akibat hujan lebat di beberapa wilayah.

Baca Selengkapnya

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

5 Maret 2024

Menelisik Banjir Jakarta Pekan Lalu: Apa Saja Pokok Sebabnya?

Berikut wilayah terdampak banjir Jakarta dan dugaan faktor penyebabnya.

Baca Selengkapnya

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

2 Maret 2024

Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta

Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.

Baca Selengkapnya

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

2 Maret 2024

Perkiraan Cuaca Jakarta: Potensi Hujan Ringan dan Hujan Petir di Akhir Pekan, Waspada Banjir Seminggu ke Depan

Cuaca Jakarta berpotensi hujan pada hari ini dan besok. Waspada banjir Jakarta seiring perkiraan hujan ekstrem sepekan ke depan.

Baca Selengkapnya

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

1 Maret 2024

Periset BRIN Ungkap Penyebab Genangan Banjir di Sebagian Wilayah Jakarta

Saat ini, hujan dengan intensitas 150 milimeter per hari sudah dapat membuat banjir Jakarta karena kapasitas drainase menurun.

Baca Selengkapnya

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

1 Maret 2024

Top Metro: Banjir Jakarta Kemarin, Sidang Gugatan Almas-Gibran, Upaya Pembebasan Pilot Susi Air

Simak berita populer di kanal Metro, mulai dari banjir di Jakarta hingga upaya pembebasan pilot Susi Air di Papua

Baca Selengkapnya

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

29 Februari 2024

Berenang di Kali Sunter saat Hujan, Bocah di Pulogadung Tenggelam

Dinas Gulkarmat DKI masih mencari RA, 13 tahun, yang tenggelam saat berenang di Kali Sunter, Pulogadung ketika hujan turun

Baca Selengkapnya