TEMPO Interaktif, BOGOR: Polisi Resort Kota Bogor dinilai terlalu arogan dalam melakukan tugas pengamanan saat pelantikan 45 anggota DPRD Kota Bogor periode 2004-2009 di Gedung DPRD Kota Bogor, Jalan Kapten Muslihat, Rabu (18/9). Saking ketatnya penjagaan, wartawan yang akan meliput nyaris baku hantam dengan polisi. Kejadian ini disesalkan oleh Ketua Dewan Kehormatan PWI Jawa Barat, Didi Chosidin yang menilai polisi berusaha menghalang-halangi kerja wartawan dan melanggar Undang-undang Pers No 4 Tahun 2004.Acara pelantikan anggota DPRD, diwarnai unjuk rasa sekitar seratus mahasiswa dari BEM IPB dan KAMMI, mereka memaksa masuk ke gedung dewan yang dijaga ketat. Karena tidak diperkenankan masuk, puluhan mahasiswa sempat melakukan dorong-dorongan gerbang pagar dengan polisi.Kekesalan wartawan yang telah menerima undangan dimulai ketika tidak diperkenankan masuk ke halaman Gedung DPRD melalui pintu dekat Balaikota, Ajun Komisaris Arifin melarang wartawan masuk melalui pintu tersebut, ?Kalau mau masuk lewat pintu depan, tidak bisa melalui pintu ini,? kata Arifin kepada sejumlah wartawan. Beberapa wartawan kemudian menuju pintu depan, ternyata di pintu gerbang depan ada unjuk rasa mahasiswa yang tidak memungkinkan wartawan masuk dari pintu tersebut. Setelah berkoordinasi melalui telepon dengan beberapa perwira, wartawan diperkenankan masuk lewat pintu belakang.Namun ketika para wartawan masuk lagi lewat pintu belakang ternyata, Ajun Komisaris Arifin, Inspektur Hernawan dan seorang polisi berpakaian preman tetap tidak mengijinkan wartawan masuk ke halaman gedung dewan, meskipun acara sudah selesai.Deffan Purnama - Tempo News Room