Papan segel yang dikeluarkan Pemerintah Kota Bekasi dipasang di tembok pagar Masjid Ahmadiyah Almisbah di Jalan Terusan Pangrango, Jatibening 2, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (14/2). TEMPO/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO , Jakarta:Tokoh Jaringan Islam Liberal Ulil Abshar Abdalla menilai pemerintah tidak tegas dalam menangani ihwal yang menyangkut kebebasan beragama. "Khususnya masalah kaum minoritas seperti Ahmadiyah," ujar dia, Ahad 5 Mei 2013.
Pernyataan Ulil menanggapi keputusan Pemerintah Kota Bekasi yang menyegel secara permanen Masjid Al Misbah, yang menjadi tempat peribadatan jemaah Ahmadiyah di Bekasi, Jawa Barat. Ulil juga hadir di sela kunjungan Istri Gus Dur, Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, ke masjid tersebut, siang tadi.
Ulil juga menyinggung Menteri Agama Suryadharma Ali yang mempunyai visi kurang mendukung kemajemukan beragama. Padahal, kata dia, masalah kebebasan beragama kaum minoritas jelas menjadi tugas Kementerian Agama. "Tapi visi keagamaannya yang kurang mendukung pluralisme di Indonesia," katanya.
Lebih lanjut, kata dia, kedatangannya mengunjungi jemaah Ahmadiyah di Bekasi atas dasar kekaguman terhadap komunitas ini. Menurutnya, Ahmadiyah merupakan kelompok yang taat kepada hukum di negara manapun tempat mereka berada.
Jemaah Ahmadiyah di Kota Bekasi juga diklaim tidak pernah melakukan kekerasan. Ini dibuktikan dari sikap jemaah setempat yang tidak memberontak dari penyegelan yang dilakukan pemerintah daerah. "Karena itu, saya berharap pemerintah (Pemkot Bekasi) segera membuka segel ini," kata dia.