Petugas memperlihatkan KJS (Kartu Jakarta Sehat) di Puskesmas Koja, Jakarta Utara, Selasa (28/5). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Pemegang Kartu Jakarta Sehat (KJS) mengaku sangat terbantu oleh program tersebut. Mereka yang umumnya berasal dari keluarga kurang mampu kini bisa berobat gratis. Warga yang merasakan fasilitas KJS satu diantaranya Iin Aspuri (45), warga Muara Angke, Jakarta Utara. "Ibu saya dirawat di sini karena terkena komplikasi," kata Iin di RS Sumber Waras kepada Tempo, Rabu, 12 Juni 2013.
Sejak terkena komplikasi beberapa tahun lalu, ibu Iin yang bernama Aswani (63) harus keluar masuk rumah sakit. Bahkan dalam tiga bulan ini hampir setiap dua pekan sekali ibunya harus rawat inap di RS Sumber Waras.
Namun KJS membuat biaya perawatan ibunya gratis. Bahkan ibunya sempat menjalani operasi empedu. "Kata dokternya dulu operasi empedu kalau tidak menggunakan KJS harganya lebih dari Rp 10 juta," ujarnya.
KJS memang sangat membantu Iin. Apalagi wanita empat anak ini setiap hari mengandalkan penghasilan dari berdagang makanan. "Penghasilan saya tidak menentu, biaya anak saja sudah susah, apalagi biaya berobat," kata dia.
Dia menuturkan sempat terkejut mendengar kabar beberapa rumah sakit mundur dari KJS. "Kalau bisa jangan, kasihan orang-orang seperti kami," tuturnya.
Patmono (60) pun mengatakan hal serupa. Istrinya Rupeni (60) dirawat selama dua hari di RS Sumber Waras karena pendarahan hidung. Bekas buruh angkut di Tanjung Priok tersebut mengaku sangat terbantu oleh KJS. "Pakai KJS, perawatan istri saya gratis," ujarnya.
Ini kali kedua warga Muara Baru menggunakan KJS. Dia sebelumnya pernah menggunakan KJS untuk operasi pengangkatan batu ginjal. "Terbantu sekali, saya dulu pernah operasi batu ginjal tidak pakai KJS harganya sekitar 60 juta," katanya.
Patmono mengaku tak masalah dalam pelayanan KJS di RS Sumber Waras. Menurut pantauan Tempo, di RS Sumber Waras sendiri tidak terdapat antrian panjang pengguna KJS. Loket pelayanan KJS terlihat lengang. (Baca lengkap: Edsus Evaluasi Jokowi)
Bir pletok merupakan salah satu minuman tradisional Betawi yang populer di Jakarta. Meskipun namanya bir, minuman ini tidak mengandung alkohol sama sekali.
