TEMPO Interaktif, Jakarta: Sedikitnya 100 warga Kampung Kedungringin, Rt 01/01, Desa Sukaringin, Kecamatan Sukawangi, yang umumnya ibu-ibu pada Minggu (17/10) sekitar pukul 20.30 wib mengobrak-abrik warung remang-remang (warem). Aksi dilakukan usai shalat Tarawih ini menyisakan empat warem dibakar dan dua lainnya hancur porak poranda. Dari keterangan yang dihimpun menyebutkan, aksi perusakan itu terjadi karena warga kampung merasa terganggu dengan keberadaan warem yang kerap kali digunakan untuk acara mabuk-mabukan dan tempat mesum itu. Puncaknya, dua hari sebelum diobrak-abrik, para pemilik warem sudah beri peringatan, tapi tidak menghiraukan. Keterangan Mulyani, 35 tahun, seorang warga mengaku, keberadaan warem sangat meresahkan, terlebih bulan Ramadhan saat ini. Lokasi warung mesum dan musik dangdut yang berada di pinggir persawahan, dekat jalan raya sepi itu memang tersamar dengan rapi. Siang hari, Warem digunakan berjualan Timun Suri dan panganan berbuka puasa selama puasa ini. Namun, pada malam hari, mereka berjualan minuman keras dan kadang-kadang dijadikan tempat prostitusi.Kapolsek Tambelang Ajun Komisaris Polisi Sutarman mengakui, pihaknya sudah berulang kali memperingatkan pihak kecamatan untuk menertibkan warung tersebut. "Padahal, dua hari lalu sudah kami gerebek. Tapi hasilnya nihil. Cuma dapat botol miras yang berkadar alkohol empat persen," ujar Sutarman kesal.Karena sudah peringatan demi peringatan tidak mendapat tanggapan positif, akhirnya warem itu menjadi sasaran amuk massa. Minggu (17/10) malam pukul 20.30, ratusan ibu-ibu usai pulang shalat Tarawih mendatangi lokasi. Para kaum ibu itu langsung merusak dan membakar warung yang hanya beratapkan jerami.Siswanto - Tempo