Seorang pengunjung sedang melihat aneka aksesoris wanita di Pasar Asemka, Jakarta, (29/05). Pasar Asemka merupakan pasar grosir yang banyak menyediakan berbagai aksesoris seperti kalung, cincin, Souvenir pernakahan,dll. Tempo/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Jakarta Barat Fatahillah mengatakan pemerintah membutuhkan waktu sebulan untuk menertibkan ratusan pedagang kaki lima dan parkir liar kendaraan di area Pasar Pagi Asemka, Tambora.
"Kalau Tanah Abang butuh waktu dua bulan, maka penertiban Pasar Pagi Asemka cuma butuh sebulan," ucap Fatahillah saat ditemui di kantornya pada Selasa, 13 Agustus 2013.
Jaminan sebulan itu, lanjut Fatahillah, dengan catatan bahwa pihaknya mendapat dukungan penuh pemerintah provinsi dan polisi. Ini seperti halnya penertiban PKL di Tanah Abang.
Keberhasilan pemerintah menertibkan Pedagang Kaki Lima di Pasar Tanah Abang membuat daerah lain di Jakarta ingin melakukan hal serupa.
Kepala Kecamatan Tambora, Yunus Burhan mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan inventarisasi PKL yang ada Pasar Pagi Asemka. Rencana tersebut masuk dalam priorotas utamanya. Meski nilai perputaran ekonominya tinggi, pasar Pagi Asemka dinilai terlalu mengganggu lalu lintas.
Setelah data awal diperoleh, ia akan mengajukannya ke Walikota Jakarta Barat untuk diteruskan ke Gubernur. "Lebih cepat akan lebih baik," kata Yunus saat ditemui di Pasar Asemka pada Selasa, 13 Agustus 2013.
Pasar yang terletak di Jalan Petak Baru, Pasar Pagi Lama, Keluarahan Roa Malaka, Kecamatan Tambora itu, memang cukup mengganggu lalu lintas. Dalam pengamatan Tempo, meski hari ini para pedagang belum seluruhnya berjualan, kendaraan sulit melintasi pasar yang ada di bawah jembatan layang Asemka. Sekitar 60 persen pedagang yang beraktivitas, bisa menutup dua pertiga bahu jalan.