Petugas derek Polres Bogor mengevakuasi bangkai bus Giri Indah B 7297 BI yang masuk jurang sedalam 10 meter di KM 90, Kampung Tugu Persit, Desa Tugu Utara, Cisarua, Bogor, (22/8). Bus yang menewaskan 19 orang ini dievakuasi dengan tiga mobil derek. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta -- Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan DKI, Syafrin Liputo, mengungkapkan temuannya terkait penyelidikan kecelakaan bus Giri Indah. Berdasar database Dinas Perhubungan, kartu induk pengujian kendaraan bermotor milik bus itu sudah kedaluwarsa selama delapan tahun.
"Bus menjalani uji kelayakan terakhir kali pada 19 September 2005," ujarnya ketika dihubungi Tempo, Ahad, 25 Agustus 2013. Syafrin menyebutkan, Dinas Perhubungan berpatokan pada kartu induk karena lebih valid dari buku kir. Menurut dia, setiap kendaraan, yang berasal dari Ibu Kota, yang melakukan uji kir di mana pun harus dilaporkan ke Dinas Perhubungan Daerah Khusus Ibu Kota untuk dicatat dalam kartu induk. "Ini pusat data yang benar," dia menegaskan.
Temuan ini tidak sesuai dengan keterangan uji kendaraan pada buku kir bahwa bus itu terakhir diuji kelaikannya sebulan lalu. Untuk memastikan buku kir benar-benar palsu, Syafrin mengaku masih harus melihat langsung dokumen. Buku kir bus masih dipegang oleh Polres Bogor untuk keperluan penggunaan sebagai barang bukti.
Sebagai tindak lanjut temuan ini, Syafrin mengatakan, nantinya Dinas Perhubungan DKI akan merekomendasikan kepada Kementerian Perhubungan untuk mencabut izin Perusahaan Otobus Giri Indah. "Perizinan operasinya di bawah Kementerian Perhubungan. Kami hanya memberi rekomendasi pencabutan."
Bus Giri Indah masuk jurang dan sungai pada Rabu, 21 Agustus 2013, pada pukul 08.30 WIB. Bus dengan nomor polisi B-7297-BI itu membawa rombongan jemaat Gereja Bethel Indonesia (GBI) Rahmat Emmanuel Ministry (GBI REM), Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Kecelakaan terjadi di jalan Puncak-Cianjur, Kilometer 88, Ciliwung, Desa Tugu Utara, RT 01 RT 02, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor. Bus menabrak sebuah mobil pikap dengan nomor polisi F-8237-FK. Mobil ini tengah menurunkan tabung gas elpiji. Sebanyak 20 korban tewas dalam peristiwa ini dan lainnya terluka.
