Polri Ubah Pola Buka Identitas Pelaku Penembakan  

Reporter

Sabtu, 14 September 2013 14:09 WIB

Sketsa dua pelaku penembakan polisi.Polda Metro Jaya

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Inspektur Jenderal Ronnie Franky Sompie mengatakan, kepolisian tak akan membeberkan kemungkinan identitas pelaku penembakan anggotanya di Kuningan, Jakarta. Ini didasari kekecewaan Polri karena penyebaran sketsa pelaku penembakan di Pondok Aren tak mendapat umpan balik dari masyarakat.

"Untuk kasus Kuningan, kami ubah pola. Sebelum tertangkap tersangkanya, kami tidak akan buka identitas," kata Ronnie dalam diskusi di Cikini, Sabtu, 14 September 2013.

Menurut dia, dalam kasus penembakan dua anggota di Pondok Aren, polisi langsung menyebar sketsa wajah, ciri-ciri, dan identitas pelaku. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada tanggapan dan informasi dari masyarakat. "Nurul alias Jack dan Hendi sudah kami sebar sketsanya," kata Ronnie.

Ia juga menyatakan, dalam tahap pengejaran, peran masyarakat sangat dibutuhkan karena adanya kemungkinan disembunyikannya pelaku oleh sindikat. Hal ini juga sudah terbukti dari sejumlah penangkapan pelaku teroris besar yang didahului laporan masyarakat, seperti penangkapan pelaku bom Bali. "Ini tinggal menangkap saja. Kita sedang berupaya mengendus, maka butuh bantuan masyarakat."

Ronnie juga berpendapat, kepolisian di luar negeri memiliki kisah yang sama mengenai peran masyarakat. Salah satunya adalah kasus bom Boston yang terungkap setelah masyarakat memberikan laporan keberadaan dua pelakunya.

Dua anggota Polsek Pondok Aren, Brigadir Dua Maulana dan Ajun Inspektur Dua Kus Hendratma, meninggal setelah ditembak orang tidak dikenal dalam jarak sekitar 2-3 meter di Jalan Graya Raya, Pondok Aren, Tangerang Selatan. Penembakan sekitar pukul 21.30 WIB pada 16 Agustus itu terjadi saat Aipda Kus sedang berpatroli menggunakan sepeda motor.

Dalam sketsa yang disebar polisi, pelaku pertama diperkirakan berusia 27 tahun, tinggi 168 sentimeter, dengan kulit berwarna hitam. Pelaku juga digambarkan bertubuh kurus dengan rambut tipis ikal dan memakai kaus berkerah warna cokelat.

Pelaku kedua disebut berambut gondrong dengan hidung besar. Ketika kejadian, dia memakai jaket hitam dari bahan parasut. Usianya diperkirakan 30 tahun dengan tinggi 170 sentimeter.

Sedangkan di Kuningan, anggota Provost Bripka Sukardi tewas ditembak. Dia terkapar di tengah jalan jalur sepeda motor dengan luka tembakan di perut dan dada. Sukardi sedang mengendarai epeda motor Honda Supra X 125 bernomor polisi B-6671-TXL sendirian saat mengawal enam truk bak terbuka.

FRANSISCO ROSARIANS




Berita terpopuler:


Korban Kecelakaan Dul Mengamuk, Cabuti Alat Medis
Polisi Periksa Pelapor Casting Online Model Bugil
Ingin Jenguk Dul, Mobil Pacar Jupe Terbakar
Lagi, Polisi Ditembak di Depok
Tolak Miss World, FPI Demo di Penyeberangan Bali

Berita terkait

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

8 jam lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

23 jam lalu

Syarat Penerimaan Polri Lengkap 2024 dan Cara Daftarnya

Berikut ini syarat penerimaan SIPSS, Taruna Akpol, Bintara, dan Tamtama Polri 2024 serta tata cara pendaftarannya yang perlu diketahui.

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

1 hari lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

1 hari lalu

Investigasi Tempo dan Amnesty International: Produk Spyware Israel Dijual ke Indonesia

Investigasi Amnesty International dan Tempo menemukan produk spyware dan pengawasan Israel yang sangat invasif diimpor dan disebarkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

1 hari lalu

Soal Kematian Brigadir RAT, Kompolnas Ungkap Sejumlah Kejanggalan

Kompolnas menilai masih ada sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian Brigadir RAT.

Baca Selengkapnya

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

2 hari lalu

Kata Komnas HAM Papua soal Permintaan TPNPB-OPM Warga Sipil Tinggalkan Kampung Pogapa: Wajar Demi Keselamatan

Komnas HAM Papua menyatakan permintaan TPNPB-OPM bukan sesuatu yang berlebihan.

Baca Selengkapnya

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

2 hari lalu

Korlantas Polri Tegaskan Pelat Dinas Berkode ZZ Harus Patuhi Aturan Ganjil Genap

Korlantas Polri memastikan pelat nomor khusus kendaraan dinas berkode 'ZZ' harus tetap mematuhi aturan ganjil genap.

Baca Selengkapnya

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

2 hari lalu

Korlantas Ungkap Banyak Lembaga Negara Buat Pelat Dinas Tapi Tak Tercatat di Database Polri

Korlantas Polri mengungkap, terdapat banyak lembaga negara yang membuat pelat kendaraan dinas dan STNK khusus sendiri.

Baca Selengkapnya

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

2 hari lalu

Komnas HAM Inisiasi Penilaian untuk Kementerian dan Lembaga, Ini Kategori Hak yang Dinilai

Komnas HAM menggunakan 127 indikator untuk mengukur pemenuhan kewajiban negara dalam pelaksanaan HAM.

Baca Selengkapnya

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

2 hari lalu

TNI-Polri Bahas Penyalahgunaan Plat Kendaraan hingga Konflik Antaranggota

Yusri juga berharap, TNI dan Polri memiliki frekuensi yang sama dalam mengatasi berbagai permasalahan itu.

Baca Selengkapnya