Wagub DKI Jakarta, Ahok menyalami peserta kegiatan merakit robot di Mal Ciputra, Jakarta (11/5). Sebanyak 1000 siswa TK dari 140 TK se-Jakarta berpartisipasi dalam acara ini. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Jurnalis dari empat negara mengunjungi Balai Kota DKI Jakarta pada Rabu, 18 September 2013. Mereka datang atas undangan Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam program Journalist Visit.
Di depan mereka, Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama mempromosikan demokrasi Indonesia. Dia menyebut masyarakat Jakarta dan Indonesia tak mempermasalahkan keberagaman latar belakang suku dan agama para pemimpin.
Contohnya adalah dirinya sendiri. Basuki mengatakan, dirinya yang merupakan keturunan Tionghoa dan bukan muslim bisa dua kali memenangkan pemilihan kepala daerah. Sebelumnya, dia menjabat sebagai Bupati di kampung halamannya, Belitung Timur. Padahal, 93 persen masyarat di sana memeluk agama Islam. "Mereka tidak masalah, meskipun saya bukanlah kaum mayoritas. Ini bentuk toleransi yang sangat tinggi, bahkan mungkin lebih baik daripada Amerika," katanya.
Terpilihnya Gubernur Joko Widodo bersama Basuki untuk memimpin Jakarta, menurut dia, juga bentuk matangnya demokrasi di Jakarta. "Kami tidak punya banyak uang, bukan warga asli Jakarta, dan harus melawan calon inkumben, tetapi akhirnya bisa memenangkan pemilihan gubernur," katanya.
Sebanyak enam jurnalis dari empat negara itu mengunjungi Indonesia pada 17-26 September 2013. Mereka datang dari Jepang, Kazakhstan, Prancis, dan Rusia. Selain mengunjungi Jakarta, mereka juga akan pergi ke Bali, Labuan Bajo, dan Yogyakarta.