Sejumlah calon camat terlihat mengikuti tes seleksi lelang jabatan tahap dua di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (7/5). Mereka menjalani serangkaian tes berupa tes tertulis, psikologi, paparan, dan wawancara. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengatakan bakal tetap meneruskan program lelang jabatan meski ada lurah yang kedapatan menggelapkan uang negara. Ditangkapnya Lurah Ceger Fanda Fadly Lubis oleh Kejaksaan Negeri Jakarta Timur juga tak membuat dia kecewa dengan hasil lelang jabatan.
"Biasa saja, dalam artian masih ada yang perlu diperbaiki," kata Gubernur yang biasa disapa Jokowi itu di rumah dinasnya di Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 14 Oktober 2013.
Menurut dia, proses lelang jabatan dilakukan untuk menjaring aparat yang bisa melayani masyarakat. "Tetapi kalau mengontrol mental dan akhlak kan susah juga," kata Jokowi.
Pembenahan kualitas aparatur daerah, menurutnya memang membutuhkan waktu. Selama sekitar 4 bulan setelah lelang jabatan, Jokowi mengaku sudah melihat peningkatan kualitas pelayanan untuk masyarakat. Tetapi opini masyarakat tentang pemerintah baru bisa diketahui melalui survei.
Jokowi pun mengakui, hanya 20 persen lurah dan camat hasil lelang yang hasil tesnya memuaskan. "Sisanya setengah memuaskan dan kurang memuaskan," kata dia. Tetapi, tak mungkin semua aparat itu digantikan. Lagipula, dia menilai kinerja pelayanan publik sudah lebih baik setelah lelang jabatan.