Atasi Kebocoran Air, Aetra Rogoh Rp 120 Miliar

Reporter

Editor

Nur Haryanto

Sabtu, 19 Oktober 2013 16:19 WIB

Pipa Aetra bocor di depan Balai Besar Ciliwung Cisadane. TEMPO/Riky Ferdianto

TEMPO.CO, Bandung - PT Aetra Air Jakarta bakal mengeluarkan dana sebesar Rp 120 miliar di 2014. Rencananya, operator air di Jakarta itu akan menggunakannya untuk mengatasi kebocoran di tiga unit bisnisnya.

"Dana itu dari uang kas kami. Semuanya untuk mengatasi kebocoran air," kata Direktur Utama Aetra, Muhammad Selim, kepada Tempo, Sabtu 19 Oktober 2013.


Dana sebesar Rp 120 miliar, kata Selim, akan digunakan di tiga lokasi, yakni Utara, Tengah, dan Selatan. Unit bisnis di Utara diperkirakan akan menerima kucuran dana lebih banyak untuk perbaikan, yaitu mencapai Rp 60 miliar. Sedangkan di Tengah mendapatkan biaya Rp 40 miliar. Sisanya akan digunakan di unit bisnis di Selatan.


Ia mengatakan, unit bisnis di Utara memang mengalami tingkat kebocoran air yang lebih tinggi dibandingkan dua unit bisnis lainnya. Dari data Aetra, tingkat kebocoran di Utara mencapai 47 persen, diantaranya 50 persen kebocoran yang bersifat komersial dan 50 persen lagi bersifat fisik. Sedangkan di Tengah tingkat kebocorannya mencapai 39 persen, begitu pula di unit bisnis Selatan. "Sehingga rata-rata tingkat kebocoran air di Aetra mencapai 43,58 persen," ujarnya.

Agar kebocoran segera diatasi, Selim menjelaskan, perusahaan mesti mengetahui daerah mana saja yang terkena kebocoran. Kemudian dari situ, daerah itu pun akan dimasukkan ke dalam zona-zona supaya penanganannya lebih cepat. "Baru setelah itu bisa dilakukan berbagai cara, seperti mengganti minyak pipa, sweeping, dan lain sebagainya," katanya.

Hingga September 2013, tingkat kebocoran air di Aetra mencapai 43,58 persen. Meski terus mengecil dibandingkan 2008 yaitu mencapai 50,83 persen, Selim mengakui langkah untuk mengecilkan tingkat kebocoran masih sangat lambat.

Karena itu, tahun depan, perusahaan menargetkan tingkat kebocoran berada di level 33 sampai 34 persen. Agar tercapai, perusahaan pun merogoh uang kas sebesar Rp 120 miliar di 2014 untuk membenahi kebocoran air itu.

Jika tidak diselesaikan, dampaknya pun akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. "Misalnya tidak tercapai 1 persen, kami harus membayar ganti rugi ke PD PAM Jaya sekitar Rp 7 miliar. Jadi hitung saja jika tingkat kebocoran masih sama seperti saat ini," kata Selim.

SUTJI DECILYA


Topik terhanga:
Andi Mallarangeng Ditahan | Foto Bunda Putri | Suap Akil Mochtar | Dinasti Banten

Berita lainnya

Sidak Kantor Wali Kota Jaktim, Jokowi Naik Pitam
Sutiyoso Lupa Kapan Foto Bareng Bunda Putri
12 Fakta tentang Seks yang Perlu Wanita Ketahui
Menpora Pernah Menginap di Rumah Bunda Putri
Begini Cara Melacak Seseorang Via Ponsel

Advertising
Advertising

Berita terkait

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

10 Desember 2018

Perkiraan Cuaca BMKG: Hujan dan Petir Akan Melanda Jakarta

BMKG membuat perkiraan cuaca dimana hujan disertai petir dan angin kencang akan melanda Jakarta.

Baca Selengkapnya

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

7 Desember 2018

Korban Crane Ambruk di Kemayoran Jadi Pengungsi Sementara

Operator crane ambruk menyewa sebuah rumah untuk ditempati keluarga Husin yang rumahnya rusak tertimpa crane.

Baca Selengkapnya

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

5 Desember 2018

Anies Baswedan Buat Aturan Baru, Tim Pembebasan Lahan Dapat Honor

Pergub 127 yang diteken Gubernur Anies Baswedan diharapkan mampu mempercepat program pembebasan lahan yang selama ini tersendat.

Baca Selengkapnya

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

23 Oktober 2018

Bos Sarana Jaya Ingin Sulap Tanah Abang Seperti SCBD 8 Tahun Lagi

Desain penataan Tanah Abang menjadi seperti kawasan SCBD Jakarta, masih digarap dan ditargetkan selesai tahun ini

Baca Selengkapnya

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

22 Oktober 2018

DKI Bantah Gunungan Sampah Muara Baru Imbas Konflik dengan Bekasi

Dinas LH menjelaskan tumpukan sampah karena truk di Jakarta Utara sedang perawatan oleh agen tunggal pemegang merek (ATPM).

Baca Selengkapnya

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

22 Oktober 2018

Dinas LH: DKI Tetap Butuh Bantargebang Meski ITF Sunter Dibangun

ITF Sunter hanya mengelola 2.200 ton sampah per hari dan 10 % residu harus dibuang ke Bantargebang.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Koalisi Masyarakat Dukung Rencana DKI Stop Eksploitasi Air Tanah

Penghentian eksploitasi air tanah, kata Koalisi Masyarakat, bisa menekan penurunan permukaan tanah di Ibu Kota.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

16 Oktober 2018

Pemerintah DKI Susun Aturan Penghentian Eksploitasi Air Tanah

DKI mengusulkan anggaran Rp 1,2 triliun untuk perluasan jaringan pipa air bersih menekan eksploitasi air tanah.

Baca Selengkapnya

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

1 Oktober 2018

Rekayasa Lalu Lintas, Jalan Wahid Hasyim Bakal Satu Arah

Uji coba rekayasa lalu lintas dilakukan pada 8 Oktober hingga 23 Oktober nanti.

Baca Selengkapnya

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

13 September 2018

Siap-siap Musim Hujan, 129 Kelurahan di DKI yang Terancam Banjir

Balai Besar menjelaskan, wilayah yang berpotensi terendam banjir di Jakarta berada di daerah aliran sungai yang belum dinormalisasi.

Baca Selengkapnya