Petugas memperlihatkan beberapa ekor monyet yang tertangkap saat penertiban topeng monyet yang dilakukan di lima wilayah DKI Jakarta di lapangan Irti, Jakarta (23/10). TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Aktris Alya Rohali setuju dengan kebijakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang melakukan razia terhadap para pengamen topeng monyet. Tapi mantan Puteri Indonesia ini memiliki syarat. "Asalkan si abang-abang (tukang topeng monyet) ini diberikan keterampilan pengganti," katanya kepada Tempo, Sabtu, 26 Oktober 2013, di Plaza Senayan, Jakarta.
Keterampilan yang bisa diajarkan pemerintah kepada para penjual jasa topeng monyet ini, kata Alya, bisa beragam cara. Semua itu diharapkan Alya agar para seniman jalanan tersebut tetap memiliki pemasukan untuk kebutuhan hidupnya. "Jadi aku setuju aja asal arahannya jangan hanya ditangkep tapi mereka jadi kehilangan pencaharian," ujarnya.
Wanita 36 tahun ini berpendapat, sebenarnya aksi seni topeng monyet sama saja dengan aksi sirkus karena kedua kegiatan seni itu memanfaatkan binatang untuk pertunjukan. "Cuma bedanya, kalau di sirkus, SOP-nya itu lebih jelas dibanding topeng monyet yang hanya ditarik-tarik. Kan jadi kasihan," katanya membandingkan.
Sebelumnya, Jokowi ingin agar pada tahun 2014 mendatang Jakarta terbebas dari topeng monyet. Menurut pria asal Solo itu, monyet harusnya dilindungi dan dikembalikan ke habitatnya atau masuk hutan kawasan konservasi.
Jokowi menilai tidak boleh ada pihak-pihak yang menyiksa monyet untuk melakukan atraksi demi mendapatkan uang. Keberadaan topeng monyet di jalan juga dianggap mengganggu ketertiban umum. Selain itu, dikhawatirkan monyet-monyet itu rentan dengan penyakit menular.