SBY Sindir Jakarta Macet, Dishub Bela Jokowi  

Reporter

Kamis, 7 November 2013 05:12 WIB

Ilustrasi kemacetan lalu lintas. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta -- Dinas Perhubungan Jakarta menilai kemacetan yang terjadi di Jakarta hampir setiap hari bukan hanya tanggung jawab pemerintah Jakarta saja. Pasalnya, kemacetan juga dipicu oleh banyaknya warga dari daerah penyangga yang datang ke Ibu Kota setiap harinya. "Pergerakan orang tidak hanya dari Jakarta, tapi juga di luar wilayah Jakarta," kata Kepala Bidang Angkutan Darat Dinas Perhubungan, Syafrin Liputo, kepada Tempo di kantornya, Rabu, 6 November 2013.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melempar tanggung jawab kemacetan parah di Ibu Kota kepada Gubernur Jakarta Joko Widodo. Ini disampaikan SBY saat mendapat pertanyaan dan sindiran dari beberapa perdana menteri dari negara di Asia Tenggara dalam pertemuan East Asian Summit 2013.

Ia mengatakan, Jakarta masih tampak lengang pada pukul 06.00-07.00 pagi. Tetapi begitu banyak kendaraan pribadi maupun kendaraan umum yang mengantre masuk Ibu Kota pada pukul tersebut.

Artinya, kata Syafrin, upaya pemerintah Jakarta untuk mengatasi kemacetan seperti membangun 12 koridor busway tidak akan ada artinya karena pergerakan begitu massif di luar Jakarta.

Pihaknya pun berupaya menggandeng daerah penyangga untuk membuat Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB). Namun, itu pun belum membantu secara maksimal. Karena, kata Syafrin, masih terbatasnya armada yang disediakan untuk APTB. "Saat ini baru sembilan trayek yang berjalan. Itu pun jumlah kendaraannya masih sedikit," ujarnya.

Selain itu, ia juga berharap masyarakat luar Jakarta menggunakan commuter line yang disediakan PT KAI Commuter Jabodetabek. Namun, ternyata commuter line hanya mencakup tiga persen dari total warga yang datang ke Ibu Kota setiap hari. Sementara kendaraan bermotor yang masuk Jakarta bisa mencapai 1,9 juta per hari.

Aturan yang digelontorkan pemerintah pusat juga kadang menjadi hambatan untuk mengatasi kemacetan di Jakarta. Syafrin mencontohkan kebijakan low cost green car (LCGC). Pemerintah mendorong adanya mobil murah dengan meyakini jika banyak rakyat membeli mobil menandakan negara itu tergolong makmur. "Tapi kan kondisi di jalan berbeda," katanya.

Karena itu, menurut Syafrin, butuh komitmen dari pemerintah pusat dan daerah penyangga untuk menyelesaikan kemacetan di Jakarta. Seperti menaikkan rel yang ada di lintasan sebidang. "Kami sudah menyampaikan ini ke pusat. Semoga pusat segera mewujudkannya," katanya.

SUTJI DECILYA

Baca juga:

SBY Lempar Kemacetan ke Gubernur, Ini Kata Jokowi
Disindir SBY Soal Kemacetan, Ahok Pilih Merendah

Jakarta Macet, SBY Lempar Tanggung Jawab ke Jokowi
SBY Protes Dituding sebagai Penyebab Kemacetan

Berita terkait

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

38 menit lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

1 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

2 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

17 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

21 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

1 hari lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

1 hari lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya