Cabang pohon jatuh saat penebangan pohon untuk pembangunan MRT di Jalan Sudirman, Kawasan Senayan, Jakarta (16/11). Tempo/Dian Triyuli Handoko
TEMPO.CO, Jakarta - Penebangan pohon di lokasi pembangunan stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tak bisa dilakukan sembarangan. PT MRT Jakarta selaku penanggung jawab proyek harus lebih dulu menanam pohon pengganti sebelum menebang pohon yang ada di jalur hijau.
"Kami belum boleh menebang pohon kalau penggantinya belum ditanam, meskipun belum penuh 10 kali lipat," ujar Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta, Muhammad Nasir, ketika dihubungi pada Ahad, 17 November 2013.
Aturan itu tercantum dalam Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum. Di dalamnya disebutkan bahwa penebangan pohon berdiameter 10 sentimeter atau lebih harus diganti dengan penanaman 10 pohon baru. "Kami bekerja sama dengan Dinas Pertamanan dan Pemakaman dalam menentukan lokasinya," ujar Nasir.
Sejauh ini mereka sudah menanam 2.586 pohon di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Manunggal dan Kumis Kucing. Pohon-pohon itu juga merupakan pengganti tanaman di Dukuh Atas yang sudah dibabat untuk kepentingan groundbreaking proyek MRT pada Oktober 2013. Mereka juga menanam 228 batang pohon di RTH Swadarma, Jakarta Selatan. (Baca : MRT Mulai Tebang 8 Pohon di Sudirman)
Menurut Nasir, tidak semua pohon bakal ditebang. Pohon yang berdiameter lebih kecil bisa dipindahkan ke RTH baru. Pilihan menebang pohon itu diambil untuk mempercepat proses konstruksi. PT MRT Jakarta dan kontraktor hanya bisa bekerja di malam hari untuk menghindari kemacetan. Pekerjaan menebang pohon, pemindahan jaringan utilitas, pelebaran jalan, dan pemindahan sejumlah halte Transjakarta itu direncanakan rampung pada akhir 2013. Setelah itu, barulah penggalian stasiun bawah tanah MRT bakal dimulai pada Februari atau Maret 2014.
"Nanti setelah proses konstruksi selesai, jalur hijaunya juga akan kami kembalikan seperti semula," ujar Nasir. Secara total ada 973 pohon yang harus ditebang dI jalur hijau di sebelah barat Jalan Sudirman dan di dekat Ratu Plaza hingga kawasan Setiabudi.
Kawasan sepanjang 3,9 kilometer itu merupakan tanggung jawab konsorsium Shimizu-Obayashi-Wijaya Karya-Jaya Konstruksi (SOWJ) Joint Operation. Selain itu, ada pula 287 pohon di Dukuh Atas yang sudah lebih dulu ditebang dan direlokasi oleh konsorsium kontraktor Sumitomo Mitsui Construction Company (SMCC)-Hutama Karya untuk groundbreaking proyek.