Sejumlah anak bermain air saat daerahnya dilanda banjir di kawasan Kampung Melayu Kecil, Jakarta, (2/5). Banjir tersebut diakibatkan oleh meluapnya sungai Ciliwung karena hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak kemarin sore. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
Namun, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengaku masih kesulitan mengajak warga mengungsi. "Mereka masih mengira banjir akan segera surut, jadi masih ingin bertahan di rumah," ujar Kepala Bidang Informatika dan Pengendalian BPBD DKI Jakarta, Edy Junaedi Harahap, ketika ditemui pada Senin, 13 Januari 2014.
Menurut dia, warga yang tempat tinggalnya menjadi langganan banjir lebih sulit dievakuasi. Banjir setinggi satu meter tak membuat mereka gentar. Mereka masih memilih tinggal di lantai dua rumahnya. "Begitu air semakin tinggi sampai sedada, baru mereka panik, padahal kalau sudah seperti itu kami mengevakuasinya juga sulit," katanya.
Walhasil, baru pada Senin pagi warga mau dievakuasi ke pengungsian. Rata-rata sudah putus asa karena kehabisan makanan dan tidak lagi mendapat aliran listrik.
Sampai saat ini, tercatat sudah ada 5.152 pengungsi akibat banjir. Mereka tersebar di 20 pengungsian yang berada di Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, dan Jakarta Pusat. "Sudah 80 persen warga terkena banjir yang masuk pengungsian," kata Edy.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
56 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.