Sebuah kapal jenis roll on-roll off (Roro) KM BJL I tenggelam di dermaga 107 Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (14/1). Kapal Roro KM BJL I tersebut mengangkut 55 unit mobil dan 22 kendaraan roda dua dan tidak adanya korban jiwa atas peristiwa tersebut. TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO.CO, Jakarta - Kapal Roll-on Roll-off (RoRo) Bangka Jaya Line 1 terbalik di Pelabuhan Tanjung Priok, Selasa, 14 Januari 2014. Kapal yang akan berlayar menuju Pangkal Balam, Bangka Belitung, itu ternyata memuat 43 kendaraan. Apa saja?
Berdasarkan data yang diperoleh Tempo, kapal Bangka Jaya Line 1 mengangkut 6 kendaraan besar, 22 kendaraan sedang, 13 kendaraan kecil, dan 2 sepeda motor. Di dalam kapal berbobot 2.555 gross tonnage (GT) itu juga turut menumpang 26 sopir, 16 kernet, 20 penumpang, dan 23 kru. Semua penumpang berhasil selamat, namun kendaraan-kendaraan tersebut masih terjebak di dalam lambung kapal.
Kepala Bidang Keselamatan Wilayah Kesyahbandaran Tanjung Priok, Purgana, mengatakan nasib muatan kapal itu ditentukan dalam rapat yang akan digelar otoritas pelabuhan. Namun dia memastikan kendaraan dan muatan lain akan diangkat. Petugas akan membuka lambung, menurunkan muatan, kembali menutup lambung, dan mengembalikan kapal ke posisi awal. "Butuh waktu sebulan untuk mengangkut seluruh muatan tersebut," kata dia kepada Tempo.
Kapal Bangka Jaya Line 1 tujuan Bangka Belitung terbalik 90 derajat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada pukul 02.50 WIB. Saat terbalik, kapal nahas itu tengah bersiap berangkat ke Bangka Belitung seusai pengecekan keamanan. Sekitar pukul 03.00 WIB, seluruh penumpang kapal berhasil dievakuasi. Namun, kapal tersebut miring dengan cepat.
Menurut Purgana, terbaliknya kapal tersebut disebabkan distribusi beban yang tak merata. Bobot air tawar yang digunakan untuk keperluan penumpang yang ditampung di sisi kiri dan kanan kapal ternyata tidak sama. Dia mengatakan beban air tawar di sisi kanan lebih berat dibandingkan kiri. Walhasil, kapal menjadi oleng ke kanan dan lama-kelamaan menjadi terbalik 90 derajat. "Akan kami cek kenapa beban kapal sampai tak bisa merata," ujarnya.