Sebagian Waduk Pluit yang telah dibersihkan dari rumah-rumah penduduk (16/1). Normalisasi Waduk Pluit cukup memberi dampak sehingga meskipun curah hujan tinggi, ketinggian air masih normal. TEMPO/Subekti
TEMPO.CO, Jakarta -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika menyatakan status pintu air di Waduk Pluit siaga karena tertahan oleh naiknya air laut. "Hujan memperparah aliran ke laut, jadinya tertahan di daratan," ujar Kepala Bidang Informasi Meteorologi Publik BMKG Kukuh Ribudyianto singkat, Rabu, 5 Februari 2014.
Ia menyatakan potensi rob di utara Jakarta masih bisa terjadi. Rob terjadi dalam keadaan bulan penuh. Fenomena ini perlu diwaspadai karena bulan purnama muncul dalam beberapa hari ke depan.
Malam ini, kondisi pintu air di Waduk Pluit mencapai siaga satu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menyatakan ketinggian air sudah mencapai 100 sentimeter.(baca:Waduk Pluit Meluap, 250 Warga Penjaringan Ngungsi)
BPBD menyatakan belum menerima informasi terkait adanya limpasan akibat status tersebut. "Nanti akan kami informasikan lebih lanjut lewat situs kami," ujar petugas layanan publik BPBD Hasanuddin.
Ketinggian air di Waduk Pluit ini disebabkan oleh naiknya permukaan air laut. "Kondisinya sejajar (dengan air laut), karena Waduk Pluit itu muara," ujarnya.(baca: Waduk Pluit Kritis, Air Melimpas ke Jalan )
Informasi yang diterima Tempo pada pukul 22.00 WIB, ketinggian air di Waduk Pluit terus bertambah tinggi. Setengah jam lalu, ketinggian mencapai 98 sentimeter dan air mulai melimpas ke jalan.
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
56 hari lalu
Tambah Pompa Air Jadi Solusi Paling Cepat Banjir Jakarta
Wakil Ketua Forum Warga Kota Jakarta (FAKTA), Azas Tigor Nainggolan menyampaikan, banyaknya titik genangan air di Jakarta terjadi karena kondisi daratan yang berada dibawah permukaan air laut.