TEMPO.CO , Tangerang: Bangunan Panti Asuhan Samuel yang berada di Sektor 6 Blok GC, Cluster Miccelia, Gading Serpong, dibangun megah dengan dana Rp 2 miliar. "Saya membangun Samuel Home ini menghabiskan dana Rp 2 Milyar, ratusan juta dari kantong saya sisanya dari donatur," kata Samuel Watulingas, pemilik Panti Asuhan itu, Senin 24 Februari 2014.
Rumah yang ditempati Samuel dan istrinya Yuni Winata beserta 32 anak yatim piatu itu dibangun di atas lahan seluas 165 meter persegi. Awalnya bangunan itu rumah berukuran standar, yang kemudian direnovasi menjadi tiga lantai. "Proses pembangunannya tiga bulan," kata Samuel.
Di dalam bangunan terdapat empat kamar yang ditempati Samuel dan istrinya serta puluhan anak-anak dari latar belakang dan orangtua yang berbeda itu. Di lantai dua bangunan itu terdapat sebuah ruangan besar berbentuk aula. Tak ada dapur untuk memasak maupun mencuci di dalam rumah sebesar itu. Alhasil, garasi kendaraan di depan rumah itu dijadikan dapur dan tempat mencuci.
Panti Asuhan Samuel disinyalir tak memiliki fasilitas penampungan yang memadai dan sesuai standar. Alasan pemilik adalah tidak adanya dana. Rumah tiga lantai bercat kuning pucat dengan gaya minimalis. Sebuah kompor yang berada di atas meja beserta alat masak berantakan. Alat rumah tangga seperti perlengkapan makan anak, gelas dan piring dalam sebuah rak piring berukuran kecil dibiarkan teronggak di sudut garasi itu. (Baca: Polisi Temukan 2 Bayi Sakit di Panti Asuhan Samuel)
Sejumlah mie instan yang akan dimasak terlihat menumpuk di meja kompor itu. Satu baskom, kulit ayam goreng dibiarkan terbuka di luar ruangan itu. Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait yang mendatangi Panti Asuhan itu menilai panti itu tak layak dan tak memenuhi standar untuk menampung anak-anak. Salah satunya, kata dia, adalah tidak ada kamar khusus bayi dan ruang anak anak dalam panti itu. (Baca: Anak Panti Asuhan Samuel Tidur di Kandang Anjing)