14 Wisudawan UI dari Keluarga Prasejahtera Raih Cum Laude

Reporter

Editor

Sabtu, 12 Februari 2005 13:05 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Sebanyak 14 dari 59 wisudawan sarjana reguler Universitas Indonesia (UI) dari keluarga prasejahtera yang mengikuti Program Pemerataan Kesempatan Belajar (PPKB) meraih predikat Cum Laude. Predikat itu diberikan bagi mahasiswa yang berhasil meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 3,51 (skala 4) dengan masa studi tidak lebih dari 8 semester. "Mereka mendapat penghargaan rektor dan hadiah Rp 1 juta," kata Rektor UI, Usman Chatib Warsa, dalam pidato upacara Wisuda Program Sarjana dan Diploma di Balairung UI Depok, Sabtu, (12/2).Dalam kesempatan itu, UI mewisuda 2063 sarjana yang terdiri dari 913 sarjana reguler dan 923 sarjana ekstensi, 15 sarjana kelas internasional dan 212 diploma. Dini Fakhriza Maharani dari Fakultas Ekonomi tercatat meraih IPK tertinggi 3,94 dan Windy Maharani, 20 tahun, yang juga dari Fakultas Ekonomi merupakan wisudawan termuda yang menyelesaikan studi selama 3,5 tahun (7 semester). Sementara itu, wisudawan kelas internasional peraih IPK tertinggi 3,65 adalah Lukas Kailimang dari Fakultas Psikologi.Sebelumnya, pada 5 Februari 2005 UI mewisuda mahasiswa program profesi, spesialis, magister dan doktor. Sehingga total lulusan UI semester gasal 2004/2005 adalah 3.591 wisudawan. Saat ini UI juga menampung 49 mahasiswa co-asistent Fakultas Kedokteran Universitas Syah Kuala, Banda Aceh yang mengambil pendidikan klinik di Fakultas Kedokteran UI. "Mereka akan kembali setelah rumah sakit pendidikan Universitas Syah Kuala berfungsi," kata Usman.Memasuki tahun kelima bwestatus badan hukum milik negara (BHMN), UI menyadari dibutuhkannya transfomasi kultural membentuk organisasi dengan akar budaya korporat yang kuat. "Perubahan dari PTN yang berciri birokrasi ke BHMN yang bernuansa korporasi sangat menekankan korporatisasi," ujar Usman. Untuk itu, katanya, struktur dan kepemimpinan diarahkan pada model korporat di mana pemilihan dekan dan rektor seperti pemilihan CEO yang memiliki corporate plan dan corporate culture.UI yang merayakan Dies Natalis ke-55 pada 2 Februari itu mengangkat tema "Membangun Masa Depan UI, Membangun Masa Depan Bangsa" di mana budaya UI diarahkan pada tumbuhnya persaingan yang sehat dan mengutamakan sinergi dari unsur berbeda. "Guna meraih kemajuan, UI menekankan konsep equity/performance dan meninggalkan konsep berbasis equality," kata Usman. Untuk tahun 2010, UI mencanangkan universitas riset berskala internasional dengan riset unggulan yang mengarah pada pembangunan pusat penelitian. Dengan bidang unggulan utama yaitu information and computation technology (ICT), nano technology (NT), genome technology (GT) dan menyiapkan civitas akademika memasuki world class university.Upacara wisuda kali ini dihadiri Dr. John Mc. Lean, Koordinator Program Kembar Pengajar Senior Bidang Psikologi UI-University of Queensland, Australia, dan Professor Tian Oei, profesor bidang Psikologi Klinis University of Queensland, Australia.Badriah

Berita terkait

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

1 hari lalu

Tiga Aspek Membangun Pendidikan Ala Marten Taha

Pembangunan sumber daya manusia menjadi prioritas Wali Kota Gorontalo Marten Taha. Program serba gratis sejak lahir hingga meninggal, dari sekolah sampai kesehatan.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

5 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

5 hari lalu

Mayoritas Gaji Dosen di Bawah Rp 3 Juta, SPK: 76 Persen Terpaksa Kerja Sampingan

Hasil riset Serikat Pekerja Kampus: sebagian besar dosen terpaksa kerja sampingan karena gaji dosen masih banyak yang di bawah Rp 3 juta.

Baca Selengkapnya

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

5 hari lalu

Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.

Baca Selengkapnya

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

5 hari lalu

Makna Logo Pendidikan Tut Wuri Handayani, Ada Belencong Garuda

Makna mendalam dibalik logo pendidikan Indonesia, Tut Wuri Handayani

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

6 hari lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

6 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

10 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

11 hari lalu

Gibran Dorong Program CSR Lebih Banyak Diarahkan ke Sekolah-Sekolah

Gibran mengatakan para penerima sepatu gratis itu sebagian besar memang penerima program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta.

Baca Selengkapnya

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

11 hari lalu

KPPU: Penegakan Hukum Pinjol Pendidikan Masih Tahap Penyelidikan Awal

Pada Februari 2024, KPPU menyatakan memanggil empat perusahaan pinjol yang berikan pinjaman pendidikan kepada mahasiswa.

Baca Selengkapnya