Warga Keberatan Kenaikan NJOP

Senin, 24 Maret 2014 05:27 WIB

Pembangunan proyek properti berupa apartemen di kawasan Permata Hijau, Jakarta, Senin (22/12). Kondisi sektor properti tahun 2009 diprediksi sejumlah pengamat tak menentu, karena belum pastinya kondisi keuangan dalam negeri dan global. TEMPO/Gunawan

TEMPO.CO , Jakarta: Kenaikan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) sebesar 120-240 persen memicu berbagai reaksi dari masyarakat. Beberapa di antaranya merasa kenaikan NJOP itu memberatkan karena berpengaruh ke nilai Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

"Terlalu berat Mas kalau kenaikannya sampai 200-an persen. Apalagi tanah saya ini tempat tinggal," ujar Yasin, 50 tahun, salah satu warga Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 23 Maret 2014.

Yasin yang memiliki lahan seluas 9x10 meter itu beranggapan bahwa kenaikan NJOP itu akan lebih diterima apabila objeknya adalah tanah produktif. Tanah produktif adalah tanah yang memberikan hasil, contohnya bidang tanah yang digunakan sebagai perkantoran.

Heri Permana, 33 tahun, warga Jalan Pembangunan I, Koja, Jakarta Utara, mengungkapkan hal senada. Ia mengaku keberatan dengan kebijakan itu karena tiap tahun ia sudah membayar PBB cukup tinggi. "Saya per tahun Rp 230 ribu, itu sudah cukuplah (jangan naik)."

Heri menyarankan pemerintah untuk tidak menggunakan NJOP untuk meningkatkan pendapatan pajak. Menurut warga yang memiliki tanah seluas 10x8 meter persegi tersebut, lebih bijak jika pemerintah berupaya meningkatkan pendapatan melalui peningkatan nilai pajak tempat hiburan atau tempat makan di mal.

Berbeda dengan Heri dan Yasin, Yansen Bay yang berusia 48 tahun justru mengaku tak masalah dengan kenaikan NJOP itu. Asal sosialisasinya efektif, katanya.

"Saya sendiri setuju dengan kebijakan itu karena NJOP itu sudah tiga tahun enggak naik-naik. Harga tanah di sini yang sebelumnya Rp 4 jutaan jadi Rp7 jutaan," ujarnya. (Baca: NJOP Baru DKI Angkat Nilai Jual Properti)

Ia menambahkan bahwa kenaikan NJOP ini di satu sisi memberikan dampak positif bagi masyarakat yang memiliki tanah di lahan garapan. Ia berkata bahwa kenaikan NJOP membuat nilai pembebasan lahan yang harus dibayarkan bertambah. (baca: Kenaikan Objek Pajak Jakarta Ikuti Harga Pasar)

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo meminta masyarakat untuk tidak menjerit akan kenaikan NJOP ini. Ia berkata bahwa masyarakat dari kalangan ekonomi rendah akan diberi keringanan jika kenaikan itu dirasa memberatkan.




ISTMAN M.P.





Terpopuler:
Pesan Prabowo: Jangan Mau Dipimpin Tukang Bohong
Chelsea Vs Arsenal 6-0, Mourinho Permalukan Wenger
Umumkan Capres di Rumah Pitung Jadi Bumerang Buat Jokowi

Advertising
Advertising

Berita terkait

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

1 jam lalu

Siprus Lanjutkan Bantuan Pangan ke Gaza Via Laut Pasca-Pembunuhan Relawan WCK

Pengiriman bantuan pangan ke Gaza dari Siprus melalui jalur laut dilanjutkan pada Jumat malam

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

5 jam lalu

Terkini: Pesan Zulkifli Hasan ke Pejabat Baru Dilantik terkait konflik Timur Tengah, AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis di Sulawesi Tenggara

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas melantik Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama atau Pejabat Eselon I dan II Kementerian Perdagangan.

Baca Selengkapnya

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

8 jam lalu

Badan Bank Tanah dan Polri Teken MoU Sinergitas Pelaksanaan Tugas dan Fungsi

Badan Bank Tanah menandatangani nota kesepahaman dengan Kepolisian tentang sinergi pelaksanaan tugas dan fungsi penyelenggaraan pengelolaan tanah.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

13 jam lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

1 hari lalu

Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

1 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Berapa Harta Kekayaan Prabowo Subianto?

2 hari lalu

Resmi Ditetapkan sebagai Presiden Terpilih, Berapa Harta Kekayaan Prabowo Subianto?

Jumlah harta kekayaan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, mencapai Rp 2,04 triliun. Berikut Rinciannya.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

2 hari lalu

KPK Sebut Kasus Dugaan Penerimaan Gratifikasi oleh Kepala Kantor Pajak Jakarta Timur Masih Penyelidikan

KPK masih melakukan penyelidikan terhadap KPP Madya Jakarta Timur Wahono Saputro untuk kasus dugaan penerimaan gratifikasi dan TPPU.

Baca Selengkapnya

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

2 hari lalu

Jamaika secara Resmi Mengakui Palestina sebagai Negara

Jamaika secara resmi mengumumkan pengakuan Palestina sebagai sebuah negara setelah musyawarah kabinet.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

3 hari lalu

Ratusan Mayat Ditemukan di Dua RS di Gaza, PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan dilakukannya penyelidikan atas temuan ratusan mayat di dua rumah sakit di Gaza.

Baca Selengkapnya