PKS: Survei Menolak Ahok Bukan Sikap Resmi  

Reporter

Sabtu, 29 Maret 2014 15:16 WIB

Seorang simpatisan Partai Keadian Sejahtera melakukan aksi "flash mob" saat kampanye di jalan Setail, Surabaya (19/3). Kampanye simpatik yang di ikuti oleh puluhan massa muda partai ini di selingi aksi perkenalan lagu mars partai dan bagi bagi 3333 bunga kepada pengguna jalan. Aksi atraktif dari partai PKS ini untuk menarik simpati dari pemilih usia muda kota Surabaya. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota DPRD DKI Jakarta, Igo Ilham, membenarkan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memiliki keterkaitan dengan Gerakan Pemuda Keadilan. Dia pun mengakui jika kelompok tersebut memang sering mendapatkan pembinaan langsung dari kader-kader PKS. "Mereka (Gema Keadilan) memang sering berinteraksi langsung dengan kami, tapi tidak ada di dalam struktur partai," ujar dia saat dihubungi, Sabtu, 29 Maret 2014.

Sebelumnya, Gema Keadilan mengeluarkan pernyataan yang menolak Basuki Tjahaja Purnama naik jabatan dari wakil gubernur menjadi gubernur. Mereka pun mengklaim bahwa penolakan itu didasari hasil survei kepada masyarakat. (Baca: Sayap PKS Tolak Ahok Jadi Gubernur dan Survei Sayap PKS, Pengamat: Ilmiah atau Abal-abal?)

Igo mengatakan, PKS memang membantu didirikannya Gema Keadilan. Hal itu kata dia, didasari oleh tujuan partai untuk menjangkau semua kalangan pemilih. Pendirian Gema Keadilan pun disebutnya untuk menjangkau kalangan pemuda. "Kalau kader PKS biasanya dakwahnya lewat pengajian, tapi kalau Gema Keadilan lewat nongkrong atau kumpul-kumpul," ujar dia.

Namun, dia membantah jika survei yang digelar Gema Keadilan merupakan sikap resmi PKS terhadap Ahok. Dia mengatakan PKS tidak memiliki kaitan sedikit pun dengan hasil survei yang dikeluarkan beberapa waktu lalu. "Kalau itu mungkin bisa ditanya langsung ke Gema Keadilan, karena itu bukan sikap partai," ujar dia.

Dia mengatakan, penolakan terhadap Ahok dari Gema Keadilan merupakan realitas sosiologis yang berkembang di masyarakat. Menurutnya, sikap tidak setuju itu bisa saja muncul di kalangan masyarakat lain. "Kan banyak kelompok yang berbasis suku, agama, kepemudaan, dan kalau ada penolakan ya itulah realitas sosiologisnya," ujar dia. (Baca: Ahok: Saya dan PKS Baik-baik Saja)

Hanya saja, realitas sosiologis itu tidak bisa diterapkan sesuai dengan hukum. Karena itu, penolakan atau rasa tidak suka jika Ahok menjadi gubernur tidak bisa dijadikan alasan kuat penolakan tersebut. (Baca: Survei Sayap PKS, Sani: Pak Ahok Tak Perlu Gusar)

Menurutnya, PKS selalu mematuhi peraturan yang sudah diatur dalam undang-undang. Dia pun menyatakan mendukung Ahok menjadi gubernur karena memang merupakan aturan yang sudah memiliki kekuatan hukum. "Kami pasti mendukung semua yang sejalan dengan peraturan undang-undang," kata dia.

DIMAS SIREGAR

Berita Lainnya:


Berita terkait

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

1 hari lalu

Ahok Masuk Bursa Cagub DKI dari PDIP Selain Risma, Andika Perkasa, dan Basuki Hadimuljono

PDIP mulai menjaring empat nama yang akan menjadi calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta. Lantas, siapa saja bakal cagub DKI Jakarta yang diusung PDIP?

Baca Selengkapnya

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

3 hari lalu

Selain Galih Loss, Ini Daftar Kasus Dugaan Penistaan Agama di Indonesia

Kasus yang menjerat Galih Loss menambah daftar panjang kasus penistaan agama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

32 hari lalu

Gaya Ahok, Anies, dan Heru Budi Tangani Banjir di DKI Jakarta

Banjir melanda sebagian wilayah di DKI Jakarta kerap terjadi berulang kali. Berikut gaya gubernur DKI menyikapi banjir di wilayahnya.

Baca Selengkapnya

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

32 hari lalu

Mereka yang Dijerat Kasus Penistaan Agama, Ahok hingga Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun

Berikut sederet kasus penistaan agama yang dijatuhkan vonis untuk Ahok, Arya Wedakarna, dan terakhir Panji Gumilang Pimpinan Ponpes Al Zaytun.

Baca Selengkapnya

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

46 hari lalu

81 Tahun Ma'ruf Amin, Berikut Jalan Politiknya dan Pernah Punya Story dengan Ahok

Ma'ruf Amin berusia 81 tahun pada 11 Maret ini. Berikut perjalanan politiknya hingga menjadi wapres, sempat pula berseteru dengan Ahok.

Baca Selengkapnya

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

50 hari lalu

Ramai Soal KJMU, Apa itu Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang Diinisiasi Ahok dan Diteruskan Anies Baswedan?

Ramai di media sosial soal Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul yang disebut diberhentikan sepihak oleh Pemprov DKI Jakarta. Apa beda KJMU dan KJP Plus?

Baca Selengkapnya

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

51 hari lalu

Jika Ahok Berminat Maju di Pilkada DKI Jakarta, Status Mantan Narapidana Bisa Mengganjalnya? Ini Kata UU Pilkada

Pengamat politik Adi Prayitno sebut nama Ahok dan Anies Baswedan masih kuat di Jakarta. Bagaimana dengan Ridwan Kamil?

Baca Selengkapnya

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

51 hari lalu

69 Tahun Deddy Mizwar, Perjalanan Karir Jenderal Nagabonar dari Aktor hingga Politisi

Menjadi politisi sambil tetap aktif dalam dunia film. Begini perjalanan Deddy Mizwar menapaki dua bidang yang berbeda tersebut.

Baca Selengkapnya

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

55 hari lalu

Pengamat soal Tokoh yang Cocok Maju Pilkada DKI 2024: Anies dan Ahok Masih Kuat

Pengamat politik mengatakan Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok masih memiliki suara kuat di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

14 Februari 2024

Di TPS Ahok, Ganjar-Mahfud Unggul dengan 113 Suara

Paslon Ganjar-Mahfud memimpin suara di TPS tempat Ahok menyalurkannhak suara.

Baca Selengkapnya