TEMPO.CO, Jakarta - Keberadaan bus wisata yang digagas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menjadi primadona hiburan bagi warga Ibu Kota. Masyarakat antusias menjajal bus yang disediakan cuma-cuma alias gratis oleh pemerintah. Para pelancong lokal pun tampak antre di sejumlah halte yang sudah ditentukan.
Salah satunya adalah Halte Monumen Nasional. Pantauan Tempo, banyak ibu bersama anaknya ingin bertamasya di jalan raya Jakarta itu. Mereka membawa serta kerabat maupun tetangga rumahnya.
Seperti yang dilakukan oleh Dwi Yulianti, 35 tahun, warga Senen, Jakarta Pusat. Bersama anak perempuannya, Kartika Anggraini, 7 tahun, dia sabar antre datangnya bus tingkat tersebut. Menurut Dwi, jumlah bus terlalu sedikit. Akibatnya, calon penumpang menunggu cukup lama.
"Saya menunggu dari jam 10.00 dan baru naik tadi jam 10.30," kata perempuan berjilbab itu, Jumat, 18 April 2014. Dwi berharap armada bus wisata ditambah. "Ayo Pak Jokowi, tambah bus wisata dulu baru jadi presiden," ujarnya sambil tersenyum. (Baca: Jokowi Jadi Capres, Warga: Pak Beresin Marunda Dulu dan Jadi Capres, Jokowi Diberi Tiket Pulang ke Solo)
Menurutnya, keberadaan bus itu sangat membantu warga yang ingin melepas penat dari aktivitas sehari-hari. "Kalau ke Ragunan atau Ancol pasti penuh, mending ini (bus wisata) dan gratis juga," katanya. (Baca: Kenakan Daster, Warga Tolak Jokowi Jadi Capres dan Jokowi Nyapres, Warga Marunda Marah)
Kurangnya jumlah bus wisata juga dikeluhkan Yuyun Muslimah, 39 tahun. "Kasihan anak-anak ikut lama menunggu," katanya. Menurut dia, keberadaan bus wisata menawarkan jenis hiburan baru bagi masyarakat.
Bus wisata ini beroperasi mulai pukul 09.00 WIB hingga 19.00 WIB. Di dalam bus, tak boleh ada penumpang yang berdiri. Setiap bus dijaga satu personel polisi dan satu petugas pemandu bus. Sebelum penumpang naik, mereka menghitung terlebih dahulu jumlah penumpang yang turun. Setelah memastikan total kursi yang tersedia, mereka baru mempersilakan calon penumpang untuk naik. Tentu dengan jumlah yang sesuai. "Aturannya memang seperti itu, tidak boleh ada penumpang yang berdiri," kata Karina, seorang pemandu bus wisata.
Sementara para penumpang tampak bersemangat di dalam bus. Mereka mengincar tempat duduk yang berada di lantai atas. Posisi yang lebih tinggi memang memungkinkan penumpang untuk menikmati pemandangan dengan leluasa. Sesekali terdengar pertanyaan yang dilontarkan anak kepada ibunya tentang tempat tertentu. "Bu, itu masjidnya besar sekali," kata seorang anak. Si ibu menjawab, "Iya itu Masjid Istiqlal namanya."
DIMAS SIREGAR
Topik terhangat:
Pelecehan Siswa JIS | Pemilu 2014 | Jokowi | Pesawat Kepresidenan | Prabowo
Berita terpopuler:
Ini Alasan Mahasiswa ITB Tolak Jokowi Masuk Kampus
Anas Siapkan Laporan Kampanye Fiktif SBY
Rahasia Madrid Kalahkan Barcelona
Berita terkait
Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM
28 menit lalu
Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.
Baca SelengkapnyaLuhut: World Water Forum Bali Akan Hasilkan 120 Proyek Senilai Rp 150 Triliun
8 jam lalu
Luhut mengungkap itu lewat pernyataannya bahwa World Water Forum di Bali harus menghasilkan, apa yang disebutnya, concrete deliverables.
Baca SelengkapnyaKhawatir Ada Titipan, Novel Baswedan Harap Unsur Masyarakat dalam Pansel KPK Diperbanyak
10 jam lalu
Novel Baswedan, mengomentari proses pemilihan panitia seleksi atau Pansel KPK.
Baca SelengkapnyaDapat Penugasan dari Golkar, Musa Rajekshah Ambil Formulir Pendaftaran di PDIP untuk Pilgub Sumut
10 jam lalu
Partai Golkar Sumut optimistis PDIP akan mengusung Musa Rajekshah dalam Pilgub Sumut 2024.
Baca SelengkapnyaRespons KSP Ihwal Jokowi Tunjuk Grace Natalie dan Juri Ardiantoro sebagai Staf Khusus Presiden
11 jam lalu
Tenaga Ahli Utama KSP Ali Mochtar Ngabalin belum mengetahui di bidang apa Grace Natalie dan Juri Ardiantoro akan ditugaskan.
Baca SelengkapnyaRumah Dinas Menteri di IKN Bisa Ditambah Jika Prabowo Bentuk Kementerian Baru, Pengamat: Pemborosan Anggaran
12 jam lalu
Satgas Pelaksana Pembangunan Infrastruktur IKN menyebut rumah dinas menteri di IKN bisa ditambah jika presiden terpilih Prabowo Subianto membentuk kementerian baru. Pengamat menilai hal ini sebagai bentuk pemborosan anggaran.
Baca SelengkapnyaKritik PDIP Tak Undang Jokowi ke Rakernas, Noel Kutip Puisi Soekarno
13 jam lalu
Noel mengutip puisi karya Presiden Pertama RI Soekarno, untuk mengkritik PDIP yang tidak mengundang Jokowi di Rakernas
Baca SelengkapnyaTerkini: Jokowi Sampai Pimpin Rapat Khusus Sebelum Revisi Permendag 36/2023 Terbit, Pabrik Smelter Nikel Meledak Lagi Kali Ini Milik PT KFI
17 jam lalu
Presiden Jokowi sampai memimpin rapat khusus sebelum diterbitkannya revisi ketiga Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag 36/2023.
Baca Selengkapnya9 Mantan Komisioner KPK Kirim Surat ke Jokowi soal Kriteria Pansel KPK
18 jam lalu
Pemilihan Pansel KPK patut menjadi perhatian karena mereka bertugas mencari figur-figur komisioner dan Dewan Pengawas KPK mendatang.
Baca SelengkapnyaPansel KPK Tuai Perhatian dari Sejumlah Kalangan, Istana dan DPR Beri Respons
19 jam lalu
Pembentukan Pansel Capim KPK menuai perhatian dari sejumlah kalangan. Pihak Istana dan DPR beri respons ini.
Baca Selengkapnya