TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia, Asrorun Niam, menduga ada sindikat kejahatan seksual lebih besar di Jakarta International School. Soalnya, enam pelaku yang menjadi tersangka berstatus pegawai alih daya dan belum genap setahun bekerja.
Apalagi, kata Asrorun, mereka berkali-kali mengulangi perbuatannya. "Mereka merasa aman, bisa jadi mereka merasa ada yang melindungi atau melihat ada orang lain yang juga melakukan perbuatan sama," ujar Asrorun kepada Tempo, Ahad, 27 April 2014.
Oleh sebab itu, Asrorun meminta polisi tetap mendalami kasus dugaan sodomi di sekolah itu meskipun sudah ada enam tersangka. Belakangan satu tersangka bunuh diri ketika sedang diperiksa di Markas Polda Metro Jaya. "Sekarang ada lima tersangka, berarti memang ada sindikat penjahat seksual di dalam JIS." (Baca: Dari Mana Tersangka Kasus JIS Dapat Cairan Pembunuh?)
KPAI mendesak polisi memeriksa kelima tersangka lebih mendalam. Soalnya, bukan tak mungkin mereka akan menjadi kunci membuka kasus kejahatan yang lebih besar. Tim KPAI dari Bidang Anak Berhadapan dengan Hukum juga pernah ikut memerika tersangka bersama polisi. (Baca: Tersangka Pelecehan di JIS Korban Sodomi Buron FBI)
"Jangan sampai karena ada barrier begitu kuat di sekolah, penyidikan tidak lagi berkembang," ujar dia. Bila perlu, polisi bisa melakukan pencekalan agar tak ada barang bukti yang hilang atau pelaku yang kabur. Hal itu sangat penting dilakukan agar korban mau melapor dan traumanya bisa disembuhkan. (Baca: Sebelum Tewas, Azwar: Saya Melakukannya Satu Kali)
Berdasarkan keterangan korban kedua yang melapor kepada KPAI, terbuka kemungkinan adanya korban ketiga. "Selain mengaku menyaksikan perbuatan terhadap korban pertama, dia juga mengatakan menyaksikan satu korban lagi," kata Asrorun.
Selain itu, kata Asrorun, korban juga menyebutkan ada ciri-ciri yang berbeda dari kelima tersangka yang kini sudah ditahan oleh polisi. Menurut korban tersebut, pelaku tidak mengenakan seragam biru khas petugas kebersihan. (Baca: Cara Bunuh Diri Tersangka JIS Tak Umum di LP)
Soal tudingan ini, Tempo belum berhasil menghubungi pihak JIS. Namun, dalam sebuah wawancara khusus dengan Tempo, Kepala Sekolah JIS Timothy Carr mengatakan sejauh ini sekolahnya baru menerima satu laporan kasus kekerasan seksual terhadap murid. "Hanya itu yang kami tahu," ujar Carr. (Baca pula: Polisi: Tersangka JIS Lainnya Kesal Pada Azwar)
ANGGRITA DESYANI
Berita terkait
10 Perilaku Pasangan yang Merendahkan Anda dan Hubungan, Jangan Ditoleransi
42 hari lalu
Anda sering terluka atau mempertanyakan harga diri. Berikut perilaku pasangan yang menjadi sinyal Anda harus bersikap tegas dalam hubungan.
Baca SelengkapnyaTanggapan Pihak Johnny Depp atas Tuduhan Pelecehan Verbal dari Lawan Mainnya
45 hari lalu
Tanggapan Johnny Depp setelah dituduh melakukan pelecehan verbal terhadap lawan mainnya di lokasi syuting film Blow yang dirilis 23 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaMantan Produser Nickelodeon Minta Maaf Atas Perilakunya yang Diungkap Serial Quiet On Set
46 hari lalu
Mantan Produser Nickelodeon, Dan Schneider terseret kasus pelecehan, seksisme, rasisme, dan perlakuan tidak pantas terhadap artis cilik.
Baca SelengkapnyaFakultas Filsafat UGM Dalami Dugaan Kekerasan Seksual Mahasiswa dengan Korban 8 Orang
48 hari lalu
Fakultas Filsafat UGM menunggu laporan dari para korban untuk penanganan yang lebih tepat dan cepat.
Baca SelengkapnyaKilas Balik Kasus Pungli di Rutan KPK, Terbongkarnya Diawali Kejadian Pelecehan Seksual
49 hari lalu
KPK telah menetapkan 15 tersangka kasus pungutan liar di rumah tahanan KPK. Berikut kilas baliknya, diawali kejadian pelecehan seksual.
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan oleh Rektor Universitas Pancasila, Polisi Periksa 15 Saksi
6 Maret 2024
Rektor Universitas Pancasila nonaktif Edie Toet Hendratno dilaporkan dua orang atas dugaan pelecehan
Baca SelengkapnyaDugaan Pelecehan Seksual Oleh Dokter di Palembang, Pelapor akan Serahkan Barang Bukti
1 Maret 2024
Perkara dugaan pelecehan seksual oleh dokter di salah satu rumah sakit di Jakabaring, Palembang, terus bergulir di Polda Sumatera Selatan
Baca SelengkapnyaDatangi Polda, Rektor Universitas Pancasila Edie Toet Bantah Lakukan Pelecehan Seksual
29 Februari 2024
Rektor Universitas Pancasila nonaktif, Edie Toet Hendratno, 72 tahun, memenuhi panggilan polisi untuk diperiksa di kasus dugaan pelecehan seksual
Baca SelengkapnyaRektor Universitas Pancasila Diperiksa Hari Ini, Korban Bantah Ada Motif Politik
29 Februari 2024
Pengacara rektor Universitas Pancasila menuding ada motif politik karena isu pelecehan seksual ini mencuat jelang pemilihan rektor.
Baca SelengkapnyaYayasan Minta Rektor Universitas Pancasila Kooperatif Jalani Proses di Polisi soal Dugaan Pelecehan
27 Februari 2024
Yayasan Universitas Pancasila meminta rektor nonaktif ETH kooperatif menjalani proses di kepolisian dalam kasus dugaan pelecehan seksual
Baca Selengkapnya