Sejumlah pengendara motor nekat menaiki jalur trotoar untuk menghindari kemacetan di kawasan Senayan, Jakarta, Jumat (9/5). Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana menyediakan fasilitas transportasi umum berupa bus tingkat gratis sebagai solusi kemacetan lalu lintas yang timbul akibat pembangunan Mass Rapid Transit (MRT). TEMPO/Dasril Roszandi
TEMPO.CO, Jakarta - Proyek pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta berimbas pada menciutnya sejumlah trotoar di Ibu Kota. Empat lokasi yang akan menjadi stasiun bawah tanah mulai dibongkar, yaitu di depan Ratu Plaza, Istora Senayan, Bendungan Hilir, dan Setiabudi, masing-masing sepanjang sekitar 350 meter.
Sebagian besar trotoar akan diratakan untuk menambah lebar jalan raya di empat titik stasiun itu. Soalnya, saat kontraktor mulai menggali stasiun bawah tanah, sebagian badan jalan di jalur cepat akan ditutup dan ikut digali.
Salah satu trotoar yang sudah jadi berada di depan Ratu Plaza. Trotoar itu dibuat lebih tinggi, sekitar 30 sentimeter dari permukaan jalan. Namun, karena lebarnya minim, tidak ada jalur khusus untuk mempermudah penyandang disabilitas. Kondisi itu akan berlangsung selama tiga tahun pembangunan stasiun bawah tanah. "Setelah proyek selesai, trotoarnya akan kami kembalikan menjadi 6 meter seperti semula," ujar Nasyir. (Baca juga: Stasiun MRT Dukuh Atas, 24 Meter di Bawah Sungai)
Saat ini pembangunan jalan pengganti (detour) itu sudah dimulai di titik bakal Stasiun Senayan dan ditargetkan rampung pada 19 Juni 2014. Selanjutnya, tahap yang sama juga akan dilakukan di Setiabudi pada 9 Juni-5 Juli 2014, di depan Bendungan Hilir pada 16 Juni-5 Juli, dan di depan Istora pada 16 Juni-8 Juli.