Para pedagang mendirikan tenda di dalam perkarangan taman Monumen Nasional, Jakarta, (6/1). Tidak adanya pengawasan dari dinas terkait mengakibatkan taman Monas rusak akibat terinjak injak oleh para pengunjung dan pedagang. Tempo/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Pelaksanaan Jakarta Nite Festival menyisakan kerusakan taman dan gunungan sampah. Pengamat perkotaan, Norwono Joga, menyarankan sejumlah langkah agar kerusakan tak terjadi.
"Festival perlu diapresiasi, namun pada EO (event organizer)-nya harus diberlakukan aturan tegas bahwa mereka wajib menjaga kebersihan," kata Nirwono pada Tempo, Senin, 23 Juni 2014. (Baca: Jakarta Night Festival, Rumput Taman Monas Rusak)
Menurut Nirwono, yang sering terjadi dalam pelaksanaan acara-acara semacam ini adalah kurang adanya koordinasi antardinas terkait. Misalnya, acara dilakukan Dinas Pertamanan tapi soal sampah ditimpakan pada Dinas kebersihan. Jadi, diperlukan langkah-langkah agar sebuah festival tidak meninggalkan masalah.
"(Langkah pertama) dinas-dinas yang terkait harus berkoordinasi dengan baik. Dinas apa melakukan apa, dan sebagainya," katanya.
Langkah kedua adalah melakukan pengaturan terhadap para PKL. Mereka harus didata dan diberikan sejumlah peraturan, misalnya lokasi jualan yang diperbolehkan dan sanksi tegas bila membuang sampah sembarangan.
"Kalau tetap melanggar, PKL tersebut harus diberi sanksi, misalnya tidak diikutsertakan pada pelaksanaan festival tahun berikutnya," tuturnya.
Langkah ketiga, kata Nirwono, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta harus membuat kalender rutin satu tahun atas penyelenggaraan festival. "Penyelenggaraan festival juga harus disebar di tiap wilayah wali kota."
Selama ini acara festival selalu dipusatkan di Monas-Sudirman-Thamrin. Menurut Nirwono, selain memacetkan jalan saat pelaksanaan, Festival juga menyebabkan kerusakan taman dan tumpukan sampah. (Baca: Perusak Pagar Taman Monas Ditangkap)